Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini MK Lebih Waspada

Kompas.com - 19/11/2013, 12:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana berbeda di Gedung Mahkamah Konstitusi sangat terasa pasca-kericuhan yang terjadi di gedung berpilar sembilan itu. Mulai Senin (18/11/2013), pengamanan diperketat.

Saat akan memasuki gedung, setiap kendaraan dipindai terlebih dahulu oleh petugas keamanan yang berjaga di luar Gedung MK. Jika tak ada masalah, kendaraan bisa melenggang bebas menuju ke tempat parkir yang ada di basement.

Namun, setibanya di basement, pengunjung tidak bisa langsung masuk menaiki lift yang ada di sana. Pengunjung harus masuk melalui lobi depan ataupun belakang. Selain kedua jalan tersebut, akses pintu masuk keluar Gedung MK lainnya, seperti lift basement dan pintu di tangga darurat telah ditutup.

Pembatasan akses masuk tersebut ternyata bertujuan agar semua pengunjung yang masuk dapat dideteksi oleh metal detector untuk menghindarkan mereka membawa hal-hal yang tidak diinginkan. Semua pengunjung pun harus melewati pemeriksaan metal detector tersebut.

"(Pemeriksaan) termasuk untuk pengacara dan pasangan calon juga, semuanya diperiksa," ujar salah satu petugas keamanan yang tak mau disebutkan namanya.

Seusai menjalani pemeriksaan dengan metal detector, pengunjung juga harus menulis identitas mereka di buku tamu resepsionis. Kemudian pengunjung diberikan kartu akses khusus yang ditukarkan sementara dengan kartu identitas mereka. Awak media yang akan meliput pun harus menukarkan kartu pers milik mereka dengan kartu pers khusus Gedung MK.

Pemandangan berbeda juga tetap terlihat saat menaiki lantai dua yang merupakan ruang sidang pleno. Kursi-kursi bagi pengunjung yang ingin memantau sidang dari layar televisi, yang semula disediakan di luar ruang pleno, kini tak terlihat lagi.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Gaffar mengatakan, jika ruang sidang penuh, maka pengunjung bisa menonton sidang dari layar yang berada di lantai 1 Gedung MK. Hal tersebut, menurut Janedjri, untuk mengantisipasi pengunjung yang tiba-tiba memaksa memasuki ruang sidang.

Dari sisi pengamanan yang dilakukan oleh anggota polisi juga terlihat perbedaan cukup signifikan. Pengamanan saat ini dilakukan di tiga tempat, yakni di dalam ruang sidang, di luar ruang sidang, dan di depan Gedung MK. Jumlah anggota polisi yang berjaga juga jauh lebih banyak dari biasanya.

Seperti diberitakan, sidang putusan pemilihan kepala daerah (pilkada) ulang Provinsi Maluku di MK berlangsung ricuh, Kamis (14/11/2013). Massa yang diduga berasal dari kubu pasangan Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji mengamuk dan mengubrak-abrik ruang sidang pleno MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com