KOMPAS.com - Kalimat di bawah ini adalah cuplikan dari sambutan resmi Nyonya Ani Yudhoyono dalam acara pencanangan Indonesia Berdendang pada Pekan Produk Kreatif Indonesia ke-6, Minggu, 25 November 2012, di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan. ”Kita juga tentu masih ingat lagu ’Bangun Tidur’, ’Lihat Kebunku’, ’Bintang Kecil’, ’Balonku Ada Lima’, ’Pelangi-pelangi’, ’Satu-satu Aku Sayang Ibu’, dan seterusnya,” kata Ny Ani saat itu.

Kemudian Ny Ani membeberkan pengalaman masa kecilnya ketika menerima lagu-lagu itu dari orangtuanya. ”Sampai sekarang, saya masih terkenang ketika orangtua saya dulu mengajarkan lagu-lagu itu kepada saya dan saya pun mengajarkan lagu-lagu itu kepada anak-anak saya. Dan alhamdulillah, seperti tadi saya ceritakan, anak saya pun mengajarkannya kepada anaknya, jadi berarti kepada cucu saya,” katanya.

Menurut Ny Ani, lagu-lagu yang baik bisa diturunkan kepada anak cucu. Banyak sekali, katanya, lagu-lagu anak tempo dulu yang masih terasa up to date sepanjang masa jika terus dikemas sesuai dengan masanya tanpa menyimpang dari aslinya. ”Ayo Bapak dan Ibu sekalian, kita wariskan lagu yang baik kepada anak dan cucu kita,” pintanya.

Sebelum sampai pada pernyataan ini, Ny Ani mengetengahkan kepada yang hadir di tempat pertemuan itu untuk memperhatikan lagu-lagu yang layak untuk didengar dan dinyanyikan oleh anak-anak negeri ini.

”Saya sengaja memang menyoroti khusus lagu-lagu untuk anak-anak. Saya setuju dengan pesan dari Bapak Presiden itu, karena jujur, kita akui bahwa saat ini ada penurunan produksi lagu yang pantas untuk anak-anak. Perkembangan lagu anak seakan berhenti. Oleh karena itu, saya berharap melalui forum ini, marilah kita bersama, bersatu menyelamatkan musik dan sekaligus masa depan anak-anak kita. Salah satunya adalah dengan pendekatan budaya melalui musik,” tutur Ny Ani.

Saat ini, tegas Ny Ani, sering diperdengarkan anak-anak kecil menyanyikan lagu dengan lirik yang hanya pantas dinyanyikan orang dewasa. Lagu anak-anak sekarang terasa tenggelam dikalahkan pesona lagu-lagu orang dewasa.

Ny Ani juga menyampaikan kritik kepada media televisi dan radio yang ikut membentuk situasi semacam itu. Di bagian lainnya, Ny Ani memperlihatkan syair lagu seperti ini, ”Satu dua, tiga empat, lima enam, tujuh delapan, siapa rajin ke sekolah, cari ilmu sampai dapat... Sungguh, senang, amat senang, bangun pagi lagi, sungguh senang.”

”Ya, lagu yang mengajarkan anak-anak untuk belajar. Bangun pagi-pagi, jangan bangun siang-siang. Kalau bangun siang pasti terlambat ke sekolah, apalagi kalau jalannya macet. Lagu yang memotivasi anak-anak agar tidak bosan dan malas mencari ilmu,” ujar Ny Ani.

Satu tahun sudah usia pidato itu. Semoga masih bergema di negeri ini. Atau tunggu pidato Ny Ani berikutnya. Selamat bangun pagi, siang sedikit jalan macet. (J Osdar)