"Pak Ical itu memang belum memuaskan, tetapi jangan dikatakan dia gagal. Ini pertandingan belum dimulai," ujar Agung di sela-sela syukuran ulang tahun Ical di kantor DPP Partai Golkar, Jumat (15/11/2013).
Pertarungan sebenarnya, kata Agung, ada pada pemilu legislatif pada 9 April 2014, dan pemilu presiden pada Juli 2014. "Maka dari itu, saya sangat tidak setuju kalau dibilang Ical harus diganti," ujarnya.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini mengatakan, hasil survei yang dijadikan alasan untuk pengevaluasian Ical sebagai capres yang diusung Golkar pun tidak kuat. Pasalnya, survei bisa valid, tetapi ada juga yang tidak.
Partai Golkar sudah menetapkan Ical sebagai capres yang diusung partai ini dalam rapat pimpinan nasional pada tahun 2012. Namun, sejak pendeklarasian, elektabilitas Ical cenderung stagnan. Namanya masih kalah dibandingkan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang digadang sebagai capres.
Atas rendahnya elektabilitas Ical, internal Partai Golkar sempat bersuara untuk melakukan evaluasi pencapresan Ical. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung bahkan telah menyurati Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar agar mengevaluasi pencapresan Ical jika tidak kunjung membaik.
Akbar juga menilai, penetapan Ical sebagai capres bukan melalui proses yang demokratis karena tidak melibatkan pengurus DPD II Partai Golkar. Akbar bahkan menilai lebih baik partainya mengadakan konvensi capres seperti pada tahun 2004.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.