Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Metro Jakarta Pusat Periksa 15 Perusuh MK

Kompas.com - 15/11/2013, 00:07 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Belasan terduga pelaku kerusuhan di Mahkamah Konstitusi, Kamis (14/11/2013) siang, sudah berada di Polres Metro Jakarta Pusat. Para penggugat disebut berasal dari kubu penggugat sengketa hasil Pilgub Maluku.

"Sampai saat ini kami sudah mengamankan 15 orang dari kejadian (kerusuhan) di MK," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan Atmaja, Kamis malam. Para terduga perusuh, ujar dia, merupakan pendukung pasangan kandidat Pilgub Maluku, Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji, yang mengajukan sengketa hasil pilkada itu ke MK.

Menurut Tatang, dua dari 15 terduga pelaku kerusuhan tersebut terekam kamera CCTV di ruang sidang MK saat berpolah. Status ke-15 orang itu, sebut dia, masih terperiksa. Dengan tambahan sejumlah bukti lain yang tak dia sebutkan, Tatan mengatakan bahwa pemeriksaan bertujuan mencari dalang alias provokator aksi rusuh tersebut.

"Polda (Metro Jaya) sudah mem-backup kami. Tim lapangan sedang melakukan pengejaran (pelaku lain)," imbuh Tatan. Seperti diketahui, kerusuhan di ruang sidang MK terjadi pada Kamis siang. Kubu penggugat sengketa Pilgub Maluku yang tak puas dengan keputusan mahkamah berbuat ricuh.

Ketua MK Hamdan Zoelva mengatakan, sengketa Pilgub Maluku sudah diputuskan pada Juli 2013. Putusan saat itu adalah pemungutan suara ulang di Kabupaten Seram Bagian Timur.

"Sidang tadi sebenarnya hanya menetapkan hasil pemungutan suara ulang di Kabupaten Seram Timur, (yang) tetap menunjukkan pemohon kalah," ujar dia kepada BBC Indonesia, Kamis. Dia pun mengatakan bahwa kerusuhan di ruang sidang ini merupakan kejadian pertama dalam sejarah MK.

Berdasarkan peristiwa tersebut, kata Hamdan, MK akan memperketat prosedur untuk masuk mengikuti persidangan di ruang sidang utama MK. "Kami tidak menduga bisa seperti ini. Biasanya keributan di luar ruang sidang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com