”Jadi di sini kenegarawanan Ibu Ani dalam menilai peran wanita itu, beliau bangga dan memberikan contoh ada perempuan seperti Ibu Megawati di Indonesia,” kata Ruhut di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (14/11/2013), seusai diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan gratifikasi Hambalang.
Dia juga mengatakan bahwa di alam demokrasi, apalagi di dunia politik, tidak ada musuh yang abadi. Meskipun Ny Ani berasal dari partai yang berseberangan dengan Megawati, menurut dia, belum tentu keduanya tidak dapat bersekutu.
”Kami memang jujur saja, di alam demokrasi, apalagi ini politik, tidak ada musuh yang abadi. Jadi apa pun, last minute (menit-menit terakhir) bisa saja kejadian. Kemarin, aku jadi Ketua Komisi III, yang paling ngotot mendukung itu malah dari PDI-Perjuangan,” ujarnya.
Saat ditanya apakah pujian Ny Ani ini merupakan sinyal Demokrat berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilihan umum mendatang, Ruhut menjawab kemungkinan koalisi itu selalu ada.
”Kalau koalisi, ada kemungkinan, apa yang enggak mungkin terjadi?” ucapnya.
Sebelumnya Ani Yudhoyono dalam uraiannya sebagai pembicara utama dalam Seminar Nasional Dharma Wanita Pusat, di Jakarta, Rabu (13/11/2013), antara lain menyebut presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, sebagai bukti kaum perempuan mampu berlaga dalam memperebutkan kursi kepresidenan.
”Tercatat pula dalam sejarah kita, presiden kelima RI, Ibu Megawati Soekarnoputri, yang menjadi bukti nyata perempuan bisa bersaing di level kepemimpinan nasional,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan peserta seminar.
Ny Ani menyebut nama Megawati ketika mengapresiasi perkembangan maju kiprah perempuan dalam politik, termasuk soal keterwakilan perempuan di parlemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.