"Sekarang kalau misalnya sudah teriak-teriak tentang capres dan cawapres tapi tiba-tiba malah tidak mencapai presidential threshold, kasihan capresnya sudah diarak ke mana-mana," ujar Hidayat saat dihubungi, Rabu (13/11/2013).
Saat ini, kata Hidayat, masyarakat juga tidak memikirkan koalisi partai-partai politik. Menurut Hidayat, masyarakat hanya menginginkan agar partai politik memperbaiki diri hingga kembali memperoleh kepercayaan.
"Kalau kemudian parpol sibuk mengurus capres dan cawapresnya sementara kualitas partai politik tidak meningkat, dan tidak amanah, maka rakyat akan semakin apatis. Jika sudah apatis, masyarakat bisa anarkis dan menjadi teroris," kata mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat ini.
Sebelumnya, PPP menyatakan akan merangkul partai-partai Islam, seperti PKB, PKS, PAN, dan PBB, untuk bergabung membuat kekuatan baru. PPP yakin koalisi partai Islam bisa menandingi kekuatan PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Demokrat.
Meski sudah menyatakan akan membuat koalisi partai Islam, PPP juga belum mau terburu-buru mengusung capres ataupun cawapres. Belum ada parpol yang menyatakan ketertarikannya. Bahkan PKB dengan tegas menolak karena merasa punya pengalaman buruk saat presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur justru dijatuhkan poros tengah yang merupakan koalisi partai Islam.
Sementara PAN menganggap koalisi partai Islam tak lagi relevan di tengah majemuknya masyarakat Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.