Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPT Bermasalah, Komisioner KPU Ke Luar Negeri

Kompas.com - 12/11/2013, 20:24 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengkritik kunjungan kerja komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke luar negeri. Menurutnya, mereka seharusnya menyelesaikan kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) terlebih dahulu.

"Ini menunjukkan anggota KPU tidak memiliki mentalitas dan kesungguhan menyelesaikan masalah yang menjadi tanggung jawab mereka," kata Arif di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Menurut Arif, pihaknya mempermasalahkan kunjungan kerja tersebut layaknya para anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang melakukan studi banding ke luar negeri. Ia pun meminta agar kunjungan kerja tersebut dihentikan dan bila perlu, ditiadakan.

Ia juga menuturkan, pihaknya juga pernah mempermasalahkan kunjungan kerja ke luar negeri sejak KPU kepemimpinan Hafidz Anshary pada 2004-2009. Menurutnya, kunjungan kerja tersebut bukanlah persoalan subtansial, melainkan kegiatan seremonial belaka.

"Kalau sudah berjalan, kami minta akuntabilitas. Apa yang mereka dapatkan di sana dan sejauh mana alokasi anggarannya sebanding dengan apa yang mereka dapatkan," katanya.

Seperti diketahui, saat ini masih ada 10,4 juta pemilih dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) bermasalah yang ditemukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Kendati demikian, KPU mensahkan DPT yang telah direkapitulasi sekitar 186,6 juta pemilu.

Tak pelak, keputusan tersebut mendapat protes dari beberapa partai politik. Di tengah persoalan tersebut, komisioner KPU melakukan sosialisasi kepada PPLN (Panitia Kerja Pemilu di Luar Negeri) di luar negeri.

Rencananya, mereka akan mengunjungi 10 kota di 10 negara di dunia hingga 21 November. Kesepuluh kota tersebut yaitu Sidney (Australia), Los Angeles (Amerika Serikat), Meksiko City (Meksiko), Madrid (Spanyol), Moskow (Rusia), Rabat (Maroko), Bangkok (Thailand), Tokyo (Jepang), dan Nairobi (Kenya).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com