Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Figur Paling Tak Tegas terhadap Ormas Garis Keras

Kompas.com - 10/11/2013, 14:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagai figur yang paling tidak tegas terhadap ormas garis keras "berjubah" agama. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang dirilis Minggu (10/11/2013).

"SBY kita nilai gagal untuk melawan kelompok-kelompok radikal berjubah agama ini," kata Direktur LPI Boni Hargens saat merilis hasil surveinya.

Boni mengatakan, selama dua periode masa pemerintahan, kelompok-kelompok garis keras tetap bebas dan leluasa melakukan aksi-aksinya. Tidak ada upaya pencegahan ataupun perlawanan dari pemerintah terhadap kelompok-kelompok tersebut.

LPI membagi survei ini ke dalam dua kategori, yakni elite lama yang bergerak dalam politik lebih dari 10 tahun dan elite baru yang bergerak dalam politik kurang dari 10 tahun.

Hasilnya, dalam kategori elite lama, SBY berada pada urutan paling jeblok dengan nilai 2,57. Berada di atasnya, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi (2,60), capres Konvensi Demokrat Hayono Isman (2,73), Menko Polhukam Djoko Suyanto (2,75), Menko Perekonomian Hatta Radjasa (2,83), Ketua Umum PKPI Sutiyoso (2,92), dan capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (3,17).

Ketegasan terhadap ormas radikal berjubah agama ini adalah salah satu indikator yang digunakan LPI untuk menilai tokoh politik yang pluralistis. Selain indikator ini, terdapat pula indikator lainnya yakni memiliki wawasan keindonesiaan, bersikap moderat, membela hak minoritas, mengusahakan kebijakan pro pluralisme, serta tidak mencampuradukkan urusan agama dengan politik.

Ketika seluruh indikator digabungkan, SBY berada di posisi 5 terendah dengan nilai (3,49). Di bawah SBY, muncul Menko Perekonomian Hatta Radjasa (3,40), capres Konvensi Demokrat Hayono Isman (3,08), Menko Polhukam Djoko Suyantoc dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi (2,92).

Boni mengatakan, SBY tetap dimasukkan ke dalam survei karena survei ini bukanlah bertujuan untuk mencari figur calon presiden. Survei ini, menurutnya murni bertujuan untuk mengukur tingkat pluralisme tokoh-tokoh politik.

Unsur pluralisme dinilai sebagai unsur penting bagi tokoh politik mengingat kondisi indonesia yang terdiri dari suku dan agama yang beraneka ragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com