Mungkin baru pada Jumat (1/11) Panglima TNI Jenderal Moeldoko merasakan bahwa waktu sepanjang empat setengah jam berjalan serasa seperti berlalu dalam lima menit saja.

Hari itu menjadi hari bersejarah bagi Moeldoko. Dia menjadi anggota kehormatan Korps Marinir TNI AL yang ke-31. Anggota kehormatan Korps Marinir pertama adalah Jenderal Besar (Purn) TNI AH Nasution. Nasution menerima predikat tersebut pada 15 November 1965.

Jelas tidak sembarangan sosok didaulat sebagai warga kehormatan. Mereka yang terpilih adalah personel istimewa. Selain Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, ada sejumlah nama dari luar negeri yang kini menjadi warga kehormatan korps baret ungu tersebut.

Sebut saja Jenderal Charles Chandler Krulak, orang nomor satu di Korps Marinir AS. Dia mengakhiri masa bakti militernya pada tahun 1999.

Sultan Hasanal Bolkiah, pemimpin Brunei, juga anggota kehormatan Korps Marinir. Dia menjalani upacara pembaretan pada 10 April 2003.

Istimewa

Salah satu hal yang membuat budaya pembaretan anggota kehormatan Korps Marinir terasa sakral adalah kelengkapan ”status”, yaitu baret, brevet Antiteror Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), dan brevet Tri Media Intai Amfibi (Taifib), datang dari langit, dibawa tiga penerjun marinir.

Kemarin, tiga kelengkapan sakral itu lalu disematkan kepada Panglima TNI oleh Mayor Jenderal (Mar) Achmad Faridz Washington.

Kotak yang berisi baret, brevet antiteror, dan brevet Tri Media memiliki cermin. Ini membuat Moeldoko, yang memang sudah menggunakan seragam loreng khas marinir, bisa berpatut diri. Panglima yang 8 Juli lalu genap berusia 56 tahun itu terlihat jauh lebih muda dengan baret ungunya.

Sikap tegap pun terus ditampilkannya ketika jenderal bintang empat TNI Angkatan Darat asal Kediri itu mengenakan kedua brevet milik pasukan khusus Korps Marinir.

”Marinir... keren enggak Panglimamu? Gagah enggak saya?” pekik Moeldoko lantang, memecah keheningan.

”Auah... auah... auah.., yes,” jawab 6.000 anggota pasukan marinir. Acara istimewa itu dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, para mantan komandan Korps Marinir, dan undangan lain.

Ketika melakukan konferensi jarak jauh dengan anggota Korps Marinir yang bertugas di pulau-pulau terluar, Moeldoko juga menanyakan hal yang sama. Dia lalu berpesan, ”Kebanggaan saya (mengenakan baret ungu), sama dengan kebanggaan kalian. Juga jadi kebanggaan bangsa ini,” katanya. (NIC)