Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Tak Yakin KPU Bisa Benahi Data Tepat Waktu

Kompas.com - 31/10/2013, 23:03 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkapkan masih ada sekitar 30 juta data Kemendagri dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak sinkron. Kemendagri tidak yakin KPU dapat merapikan puluhan juta data pemilih tersebut tepat pada waktunya, yaitu pada tenggat waktu penetapan daftar pemilih tetap (DPT) secara nasional pada Senin (4/11/2013) mendatang.

"Saran kami kan data yang belum sinkron ini dicermati ulang oleh KPU. Empat hari tidak cukup untuk membenahi itu. Saya tidak yakin bisa selesai empat hari saja," ujar Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Irman di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR dengan KPU, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Kemendagri, dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10/2013).

Tetapi, Irman tidak ingin menyarankan agar KPU melakukan penundaan penetapan DPT nasional kembali. Menurutnya, jadwal tahapan pemilu merupakan kewenangan penyelenggara pemilu. "(Penetapan DPT nasional) diundur atau tidak, itu kewenangan KPU," kata Irman.

Ia mengajak panitia pemutakhiran daftar pemilih (pantarlih) KPU terjun bersama dengan tim Kemendagri untuk mencermati data pemilih di lapangan. Menurutnya, hal itu akan mengonfirmasi penyebab ketidaksinkronan data antara kedua pihak.

Di dalam rapat, Irman mengatakan, masih ada 30 juta orang penduduk yang namanya tercatat di data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) versi Kemendagri tidak ditemukan dalam daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) versi KPU.

Sebaliknya, lanjut dia, ada 20,3 juta orang pemilih yang namanya tidak tercantum dalam DP4 namun tercatat di DPSHP. "Jumlahnya tidak serta merta jadi 50 juta. Tapi itu ada irisannya," kata Irman.

Dia mengatakan, Bawaslu sebaiknya berkonsentrasi mengawasi dua kelompok data pemilih itu. Menurutnya, sudah ada 160 juta data pemilih yang sudah dinyatakan bersih, valid dan akurat.

"Kami menyarankan kepada Bawaslu konsentrasi saja kalau ingin mengawasi yang di dua kelompok. Yang 160 juta sudah sangat clear, yang perlu dicermati lebih lanjut adalah yang 20,3 juta dan 30 juta ini," lanjut Irman.

Sebelumnya, KPU memutuskan menunda tahapan penetapan DPT secara nasional selama dua pekan menjadi Senin (4/11/2013). Penundaan dilakukan atas rekomendasi Bawaslu dan tuntutan Komisi II DPR dan partai politik peserta pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com