"Kita sebagai negara berdaulat harus mengantisipasi adanya kinerja spionase. Jadi early warning (pendeteksian awal) harus dilakukan secara lebih luas," ujarnya saat dihubungi, Kamis (31/10/2013).
Politisi asal Partai Hanura tersebut menjelaskan bahwa pemerintah harus mengintegrasikan lembaga-lembaga yang terkait untuk mengantisipasi kegiatan intelijen dari negara lain. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Badan Intelijen Negara, Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen dan Keamanan Kepolisian RI, dan sebagainya.
"Selain IT, kemampuan sumber daya manusia penggunanya juga harus ditingkatkan kemampuannya," katanya.
Seperti diberitakan, Kedutaan Besar Amerika di Jakarta masuk dalam daftar 90 pos yang disebut memiliki fasilitas penyadapan. Informasi ini berdasarkan keterangan mantan analis Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika, Edward Snowden. Bangkok, Kuala Lumpur, dan Yangon adalah lokasi lain di Asia yang disebut dalam daftar itu sebagai pos penyadapan Amerika. Kabar soal daftar tersebut dikutip antara lain oleh koran terbitan Australia, Sydney Herald Tribune. Sampai saat ini belum ada konfirmasi dari Kedubes AS di Jakarta terkait hal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.