Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Konferensi Sanitasi dan Air Minum (KSAN) 2013, Untuk Upaya Mendapatkan Sanitasi dan Air Minum yang Lebih Baik

Kompas.com - 27/10/2013, 10:45 WIB
advertorial

Penulis

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 diamanatkan bahwa kebutuhan dasar termasuk air minum dan sanitasi harus dapat dipenuhi di akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu pada akhir tahun 2019. Artinya, pada tahun tersebut seluruh masyarakat Indonesia harus mendapatkan akses sanitasi dan air minum yang sehat. Dalam hal ini  masih diperlukannya penambahan akses air minum untuk 108 juta jiwa dan akses sanitasi untuk 123 juta jiwa.

Untuk informasi, adanya permasalahan air minum dan sanitasi yang dihadapi saat ini yakni :

  • Tingkat pertambahan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi belum seimbang dengan pesatnya tingkat pertumbuhan penduduk.
  • Jumlah buangan dari permukiman meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kapasitas daya dukung dan kualitas air bersih di berbagai lokasi makin menurun;
  • Tingkat kehilangan air yang relatif masih tinggi pada sistem perpipaan, yaitu rata-rata 37%;
  • Terjadinya kontaminasi pada jaringan distribusi menyebabkan kualitas air tidak layak dikonsumsi secara langsung.
  • Penerapan tarif full cost recovery pada penyelenggaraan air minum masih rendah
  • Pengelolaan SPAM belum bisa dilakukan secara efektif dan efisien oleh penyelenggara SPAM yang disebabkan oleh minimnya sumber daya manusia dan terbatasnya tenaga ahli yang mengerti akan standar operasionalnya.
  • Pelaksanaan konstruksi fisik SPAM masih  belum diikuti dengan perencanaan teknis yang baik dan benar;
  • Perlunya inovasi teknologi untuk menghadapi perubahan iklim.

Menghadapai masalah tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum menyusun strategi yang tepat untuk menyediakan air minum yang berkelanjutan akibat dari meningkatnya pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan perubahan iklim. Dibutuhkan suatu konsep pengamanan air minum yang dapat menjamin penyediaan air minum yang berkelanjutan, yang melibatkan sektor sanitasi dalam rangka perlindungan sumber air bersih.

Konsep tersebut dikenal dengan Water Safety Plan (WSP) atau Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang dikembangkan oleh WHO dan sudah banyak negara yang mengadopsi konsepnya, diantaranya Indonesia. RPAM adalah pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu hingga hilir dengan melihat dari hasil proses manajemen resiko. Di Indonesia, RPAM dibagi menjadi 3 kelompok yaitu RPAM untuk adanya resiko pada sumber air, RPAM untuk Penyelenggara SPAM, dan RPAM untuk Konsumen.

Adapun prinsip RPAM di Indonesia adalah penyediaan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan (4K). Pada Tahun 2012, Kementerian PU melalui Ditjen Cipta Karya telah mengembangkan konsep RPAM untuk Penyelenggara SPAM yang telah diujicobakan pada PDAM Bandarmasih, Kota Banjarmasin.

RPAM menggambarkan secara detil bahaya dan besarnya resiko dalam setiap tahapan proses penyediaan air minum. Selanjutnya menyusun rencana tindakan pengendalian dan rencana perbaikan, strategi komunikasi, penyusunan Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK), serta  pemantauan dan evaluasi. Tahun 2013, pelaksanaan RPAM sudah dilakukan di 3 kota PDAM, yaitu: PDAM Kota Malang, PDAM Kota Payakumbuh, dan PDAM Kota Salatiga.

Dan salah satu kegiatan kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk mengajak masyarakat untuk peduli pada sanitasi dan air minum adalah menyelenggarakan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN). Acara ini merupakan agenda nasional yang sekaligus memperkuat komitmen pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia. KSAN diselenggarakan 2 tahun sekali dan telah berlangsung tiga kali sejak 2007.

Harapan dari penyelenggaraan KSAN ini dapat meningkatkan kepedulian dan sinergi semua pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, serta masyarakat yang akan merasakan  pentingnya sanitasi dan air minum. Upaya pihak-pihak  tersebut diharapkan dapat mendorong pencapaian target-target pembangunan pada sektor sanitasi dan air minum yakni RPJPN 2005-2025.

KSAN 2013 akan diselenggarakan pada tanggal 29 - 31 Oktober di Balai Kartini, Jakarta yang mengangkat tema “Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum”. Acara KSAN akan dihadiri oleh sekitar 2.500 pengunjung dari berbagai kalangan.Baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat umum lainnya.

Didalam rangkaian acara KSAN 2013 ini terdapat dua agenda besar yaitu Konferensi dan Festival. Pada acara konferensi akan diisi dengan berbagai diskusi oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan pemangku kebijakan lainnya serta para pelaku lainnya. Konferensi KSAN ini rencananya akan dihadiri oleh 1.500 peserta, antara lain dari Perwakilan kementerian/ Lembaga, kepala daerah, duta besar negera sahabat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), insitusi pendidikan, sekolah, pihak swasta dan masyarakat umum.

Sedangkan, di acara Festival “Sanitation City” terdapat rangkaian acara yang sangat menarik seperti pameran, aktivitas komunitas, mini talkshow, pertunjukan boneka, musik, hingga beragam lomba yang akan mendatangkan hadiah. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com