Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Modus Pembajak Pajak

Kompas.com - 25/10/2013, 09:46 WIB

KOMPAS.com - DALAM beberapa tahun terakhir, sejumlah pegawai pajak diadili karena korupsi. Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak menjadi salah satu institusi yang banyak menyumbang transaksi mencurigakan.

Pegawai pajak diduga memang rentan dengan godaan korupsi. Melihat perkara dengan terdakwa pegawai pajak Muhammad Dian Irwan Nuqisra dan Eko Damaryanto yang tengah digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta agaknya cukup mudah bagi mereka untuk mendapat miliaran rupiah dari sejumlah wajib pajak, yakni PT The Master Steel, PT Delta Internusa, dan PT Nusa Raya Cipta.

Sebagai penyidik pajak di Kanwil Pajak Jakarta Timur, Dian dan Eko mendapat laporan mengenai indikasi pidana pajak yang dilakukan wajib pajak.

Indikasi pidana pajak ini punya bermacam modus. PT The Master Steel, misalnya, diduga melaporkan penjualan sebagai utang dengan tujuan memperkecil Pajak Penghasilan dan Pajak Penjualan. Adapun PT Delta Internusa selaku distributor rokok diduga memperkecil omzet penjualan rokok dengan tujuan memperkecil PPh Pasal 22. Lain lagi dengan PT Nusa Raya Cipta yang menggunakan faktur pajak fiktif guna mendapatkan keuntungan dari restitusi pajak.

Setelah mendapat laporan awal, penyidik pajak akan melakukan pemeriksaan permulaan. Dalam pemeriksaan ini, biasanya ditemukan penyimpangan lain. Semakin banyak temuan, kekurangan pajak yang harus dibayar akan semakin besar.

Dalam situasi inilah Dian dan Eko menawarkan ”bantuan”. Mereka menjanjikan penghentian pemeriksaan jika mendapatkan imbalan miliaran rupiah. Bagi wajib pajak, uang suap miliaran rupiah ini lebih ringan dibandingkan dengan kekurangan dan denda yang harus dibayar.

Modus lain

Gayus HP Tambunan, pegawai pajak yang punya kekayaan ratusan miliar rupiah, lain lagi modusnya. Sebagai pelaksana pada Direktorat Keberatan dan Banding Ditjen Pajak, Gayus bertugas mengkaji keberatan wajib pajak atas ketetapan pajak kurang bayar yang diterbitkan pemeriksa pajak.

Pada 2007, Gayus menerima keberatan pajak dari PT Surya Alam Tunggal atas pembayaran pajak yang diterbitkan pemeriksa pajak. Dengan kesepakatan tertentu, Gayus dan tim akhirnya menerima keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal.

Satu hal yang pasti, semakin tinggi jabatan pegawai pajak, semakin mudah ia mendapatkan uang karena jabatannya.

Ini dibuktikan oleh Bahasyim Assifie saat menjadi Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jakarta VII. Pejabat sekelas Bahasyim cukup mendatangi wajib pajak di kantornya. Kedatangan tamu seorang pejabat pajak tentu menakutkan sebagian wajib pajak. Agar tidak dikerjai terkait urusan pajak, biasanya wajib pajak akan memberikan hadiah miliaran rupiah pada pejabat tersebut. (FAJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com