JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014 melesat jauh meninggalkan tokoh lain.
Elektabilitas Jokowi, menurut PDB, mencapai 36 persen. Hal ini berbeda jauh dengan elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berada di bawah Jokowi, yakni hanya 6,6 persen.
"Survei kami pada Januari, Juni, dan September 2013, semua konsisten Jokowi ada di atas. Di Januari, Jokowi dan Prabowo selisihnya sedikit sekitar 2 persen, lalu di Juni sekitar 4 persen. Tapi, sekarang sudah jauh. Jokowi makin berkibar di atas," kata pendiri PDB, Didik J Rachbini, saat rilis hasil survei di Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Didik mengatakan, dari seluruh peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, hanya Dahlan Iskan yang mampu bersaing dengan tokoh di luar konvensi. Elektabilitas Dahlan berada di urutan ketiga di angka 5 persen.
Elektabilitas tokoh lain, Jusuf Kalla 4,6 persen, Wiranto 4 persen, Aburizal Bakrie 3 persen, Mahfud MD 2,4 persen, Megawati Soekarnoputri 2 persen, Anies Baswedan 1,2 persen, Hatta Rajasa 0,8 persen, Gita Wirjawan 0,4 persen, Pramono Edhie Wibowo 0,2 persen, dan Ali Maskur Musa 0,2 persen.
Enam peserta konvensi lain tidak ada yang dipilih oleh responden alias nol persen. Mereka ialah Dino Patti Jalal, Endriarto Sutarto, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Sinyo Harry Sarundajang. Adapun responden yang tidak menjawab juga tinggi di angka 33,6 persen.
Hasil survei itu berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 21-24 September per telepon terhadap 500 responden. Pemilihan responden, menurut PDB, dilakukan secara acak sistematik berdasarkan buku telepon residensial yang diterbitkan PT Telkom. Responden berada di 10 kota besar di Indonesia.
Dari hasil survei itu, Didik mengatakan, pihaknya menduga elektabilitas Jokowi terus merangkak naik lantaran mendapat tambahan dukungan dari internal PDI-P. Jika melihat merosotnya elektabilitas Megawati, pendukung Megawati sudah beralih ke Jokowi meskipun orang nomor satu di Jakarta itu belum dipastikan maju pada Pilpres 2014.
"Kalau Megawati izinkan Jokowi nyapres, mungkin pemenang pemilu sudah bisa ditentukan sebelum pemilu dilakukan," kata Didik sambil tertawa.
Seperti diberitakan, keputusan mengenai capres-cawapres PDI-P berada di tangan Megawati. Meski belum ditetapkan, belakangan ini Megawati sudah memberi sinyal keberpihakan terhadap Jokowi untuk maju di pilpres. Dorongan internal PDI-P juga kuat terhadap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.