"Saya kira dalam konteks sekarang ini tidak relevan antara partai berbasis Islam atau berbasis nasionalis sama saja. Tidak ada relevansi apa pun. Itu dalam konteks politik aliran sebenarnya sudah selesai. Zamannya sudah berbeda," ujar Marwan di Kompleks Parlemen, Selasa (1/10/2013).
PKB, kata Marwan, juga tidak bisa disebut sebagai partai Islam. Ia menyatakan bahwa partainya itu berhaluan nasionalis religius. PKB dibentuk bukan untuk Islam saja. Ia mengaku wacana koalisi partai Islam sejauh ini baru sebatas wacana di media massa yang belum diwujudkan dalam bentuk komunikasi serius antarpartai Islam.
"Idenya baik, tapi sekarang menjadi pertanyaan. Siapa capres yang diusung koalisi ini?" kata Marwan.
Sebelumnya, ide koalisi partai Islam kembali mencuat setelah Partai Persatuan Pembangunan menetapkan Ketua Umumnya, Suryadharma Ali, sebagai capres. Untuk memuluskan langkah Suryadharma, PPP berencana untuk mengomandoi koalisi partai-partai Islam.
Selain wacana yang dilontarkan PPP, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais juga mulai menggerakkan poros tengah jilid II. Isinya memang lebih banyak partai Islam, seperti PPP, PAN, dan PKB. Namun, poros itu juga memasukkan unsur nasionalis, seperti tokoh dari Golkar, Priyo Budi Santoso.
Awalnya, poros tengah jilid II dibentuk untuk mengusung calon presiden. Namun, sejak berjalan awal tahun 2013, konstelasi politik berubah. Tokoh-tokoh partai politik yang ada di poros ini harus tunduk pada aturan partai masing-masing yang sudah menentukan calon presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.