Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PKB: Diberi Peci Gus Dur, Jokowi Belum Tentu Didukung NU

Kompas.com - 30/09/2013, 11:21 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak menilai pemberian peci milik almarhum Gus Dur dalam peringatan hari kelahiran Nahdlatul Ulama (NU), Kamis (26/9/2013), bermakna dukungan umat Nahdliyin kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju sebagai capres. Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Malik Haramain berpendapat sebaliknya. Abdul Malik menilai bahwa pemberian itu tidak berarti NU mendukung Jokowi.

"Apalagi Jokowi bukanlah tokoh yang identik dengan NU," ujar Malik di Jakarta, Senin (30/9/2013).

KOMPAS.com/ SABRINA ASRIL Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Malik Haramain

Malik menuturkan pemilih NU itu unik karena mereka lebih cenderung memilih calon pemimpin yang memiliki kedekatan hubungan dengan NU. Ia menyatakan massa NU saat ini masih cenderung mendukung siapa pun calon yang diusung PKB.

"Pendukung PKB punya ikatan ideologis (aqidah) dengan PKB. Fenomena politik di Jatim baru-baru ini membuktikan, betapa tokoh yang identik dengan NU mendapat suara signifikan sementara faktor Jokowi di Jatim ternyata tidaklah sefenomenal di daerah lain," ucap Malik.

Meski demikian, Malik menyatakan Jokowi tetap berpeluang mendapat dukungan suara dari sebagian kaum Gus Durian di luar massa NU yang cukup minoritas.

"Saya meragukan Jokowi akan benar-benar mendapat limpahan suara dari warga Nahdliyin. Apalgi ada figur lain yang lebih dekat secara emosional dengan kaum Nahdliyyin," ucapnya.

Jokowi mendapatkan hadiah spesial itu saat menjadi pembicara utama di Hari Lahir ke-9 Wahid Institute, Kamis lalu. Peci berbahan rotan dengan warna krem serta garis coklat itu dipakaikan oleh istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah, ke kepala Jokowi.

Pemberian peci itu dilaksanakan di depan sejumlah tokoh, semisal Akbar Tandjung, Wiranto, serta sejumlah tokoh lainnya.

"Jokowi ini punya persamaan prinsip dengan Gus Dur, apa itu? 'Gitu aja kok repot'. Itu yang sama. Ngapain repot, pokoknya terjun langsung ke lapangan saja, sederhana," ujar pembawa acara saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com