Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelibatan Lembaga Sandi Negara Dinilai Berlebihan

Kompas.com - 30/09/2013, 08:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebenarnya mampu melakukan pengamanan data Pemilu 2014 secara mandiri. Untuk itu, pelibatan Lembaga Sandi Negara atau Lemsaneg dalam pengamanan data dinilai berlebihan.

”Sangat riskan melibatkan Lemsaneg dalam pengamanan data pemilu. Sebab, Lemsaneg punya mekanisme kerja yang tertutup dan tidak dapat dikontrol KPU. Dalam batas tertentu, Lemsaneg juga hanya bertanggung jawab kepada Presiden. Ini tidak bisa menjamin netralitas,” ujar Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang, Minggu (29/9/2013), di Jakarta.

Sebagai penyelenggara pemilu, KPU harus memantapkan kontrol internal untuk mengamankan data pemilu. Pelibatan aparat kepolisian yang selama ini dilakukan juga perlu lebih dimantapkan. ”Untuk pengamanan data teknologi informasi, KPU bisa merekrut tenaga ahli di bidang itu,” kata Sebastian.

Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat Masykurudin Hafidz menegaskan, independensi menjadi aspek yang paling rawan dan harus dijaga KPU. KPU juga harus tetap percaya diri dengan apa yang dilakukannya dalam penyelenggaraan pemilu.

Dengan pertimbangan itu, Hafidz berharap KPU menempatkan kerja samanya dengan Lemsaneg sebagai bagian dari upaya membantu mengamankan data pemilu dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, KPU dan Lemsaneg harus punya standar kerja sama yang transparan dan dapat diaudit.

Deputi Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Veri Junaidi mengatakan, KPU mesti memegang prinsip sebagai lembaga yang independen dalam kerja sama dengan Lemsaneg. Untuk itu, ruang lingkup kerja sama pengamanan data ini harus dijelaskan kepada publik.

Kerja sama KPU dan Lemsaneg, kata Veri, juga harus dipastikan tidak dimanfaatkan partai politik tertentu. Kekhawatiran semacam itu dinilainya wajar karena Lemsaneg adalah lembaga yang bertanggung jawab kepada Presiden.

Adalah sangat baik jika ternyata kerja sama KPU dan Lemsaneg benar-benar mampu mengamankan data pemilu. Selama ini, data pemilih dan data hasil penghitungan suara selalu menjadi persoalan di dalam pemilu.

”Masalah yang paling mengkhawatirkan adalah data hasil pemilu di setiap TPS bisa berubah karena rekapitulasi yang panjang dari PPS, PPK, hingga tingkat nasional,” kata Veri.
DPR mengawasi

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan, sebenarnya tidak masalah jika KPU melibatkan Lemsaneg dalam mengamankan data pemilu. Namun, untuk menjamin netralitas Lemsaneg dalam kerja sama ini, dibutuhkan kontrol ketat dari DPR.

”Lemsaneg melindungi data dan informasi, termasuk yang dimiliki KPU agar tidak bocor atau diganggu oleh orang-orang yang bermaksud jahat. Untuk memastikan Lemsaneg bertugas pada koridor itu serta menjaga netralitasnya, Komisi I DPR akan mengontrolnya secara ketat di tingkat teknis dan kebijakan,” kata Hasanuddin.

Di tingkat kebijakan, katanya, Komisi I DPR akan mengklarifikasi pelibatan Lemsaneg kepada KPU. Sementara di tingkat teknis, pengawasan akan dilakukan dalam pelaksanaan pengamanan data lapangan oleh kedua lembaga itu. (K01/K08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com