Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Pantau Kandidat Capres Indonesia

Kompas.com - 27/09/2013, 09:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Negara tetangga ataupun dunia internasional secara umum berkepentingan untuk mengenali karakter calon pemimpin Indonesia mendatang. Banyaknya reportase terkait calon-calon presiden Indonesia oleh media asing menunjukkan hal itu.

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Ignatius Haryanto menyampaikan hal itu, Kamis (26/9/2013), menanggapi surat kabar The New York Times yang pada edisi kemarin mengulas Joko Widodo di halaman muka.

Sebelumnya, sejumlah tokoh yang dijagokan sebagai calon presiden pada 2014 juga banyak diulas di media internasional, seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, atau Sri Mulyani Indrawati.

NEW YORK TIMES Artikel tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang ditayangkan secara online di situs New York Times.
”Harus diingat, posisi Indonesia penting baik di Asia Pasifik maupun Asia Tenggara. Peran di dunia internasional juga cukup penting, termasuk dalam skema REDD (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan) untuk masalah lingkungan hidup,” kata Haryanto.

Gita Wirjawan, salah satu peserta konvensi Partai Demokrat, merasakan, banyak negara kini tengah mengamati proses awal pesta demokrasi di Indonesia.

”Indonesia memiliki populasi nomor ke-4 terbesar di dunia, negara dengan sistem demokrasi terbesar setelah AS dan India. Dari sisi ekonomi, kekuatan ekonomi kita berada pada nomor ke-15. Mustahil rasanya kalau ada yang menganggap Indonesia tidak penting,” kata Gita, yang juga Menteri Perdagangan itu.

Pemerintah asing dan pengusaha memiliki kepentingan melindungi investasinya di Indonesia. Mereka tak hanya berharap pada kesinambungan, tetapi juga adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

Tampilnya beberapa nama-nama, seperti Jokowi, Sri Mulyani, hingga Prabowo Subianto, menurut Gita, memberi makna baru terhadap posisi Indonesia. ”Bagus. Karena mereka memberi citra, mem-branding Indonesia,” katanya.
Pengaruh tidak signifikan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, wajar kalau pers dunia menyorot politisi Indonesia. ”Tentunya media asing ingin dapat pemahaman tentang politik luar negeri,” ujarnya.

Beberapa kali media internasional juga menanyakan kepada Prabowo soal investasi, kebijakan luar negeri, sampai soal kebijakan tentang keamanan. Hal ini, menurut dia, tidak lepas dari kepentingan negara-negara itu terhadap Indonesia.

Menurut Fadli, pemuatan oleh media asing itu tidak signifikan. Apalagi, pemuatan oleh media asing kerap kali tak sesuai dengan kenyataan dan punya bias-bias tertentu. ”Yang penting orientasi dan keinginan rakyat Indonesia,” katanya.

Lalu Mara, juru bicara Aburizal Bakrie, menanggapi dingin reportase tentang Jokowi di The New York Times. ”Biasa saja. Dulu juga Pak Ical ditulis The New York Times. Malah banyak media asing lain yang wawancara jauh sebelum Pak Jokowi,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menuturkan, ketika kepemimpinan dan gaya Jokowi mendapat perhatian internasional, ini menjadi kondisi positif ke depan agar Indonesia lebih banyak tampil membawa spirit kepemimpinan Indonesia sebagaimana diperjuangkan Bung Karno dan Megawati Soekarnoputri. Pengakuan dunia internasional itu akan semakin melengkapi diplomasi yang telah dijalankan. (EDN/MHD/INA/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com