“Bung Marten, seorang diri saja bisa menang melawan pemerintah dan DPR. Mungkin kalau Bung Marten sendiri yang bertanding pada lomba debat hukum, pasti FDIM (Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia) selalu menang. Apa daya peraturannya (satu tim) harus tiga (orang),” begitu gurauan Eva Lusyana pada forum diskusi di FH UKI, Minggu (22/9/2013).
Marten, yang menurut teman-temannya memang memiliki sifat rendah hati, menolak pujian itu. “Ah, tidak begitu,” katanya.
Di rumah kontrakan Marten di Jalan Selatan 8, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, beberapa piagam dan medali juara debat hukum mahasiswa FH terpajang di meja belajar Marten. Di meja itu pula tersusun buku-buku hukum koleksinya. Buku-buku itulah yang “membimbing” ia dalam mengajukan permohonan judicial review (JR) atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Selain berprestasi dalam beberapa perlombaan, kemampuan Marten yang di atas rata-rata teman-temannya membuat dia diaulat menjadi Koordinator Divisi Perdata FDIM, organisasi yang lama digeluti Marten. Dia bahkan diminta menjadi penasehat unit kegiatan mahasiswa yang berdiri sejak 2006.
“Karena dia (Marten) yang kami anggap paling mampu. Dia yang kami tuakan di sini,” ujar Eva yang menjabat Sekretaris FDIM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.