“139 juta pemilih sudah masuk Sidalih. Mudah-mudahan itu sudah bersih (tunggal),” ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyagh saat ditemui di kantornya, Jumat (20/9/2013).
Meski demikian, Ferry mengungkapkan masih ada sekitar 18.000 data pemilih yang beberapa datanya belum teridentifikasi, misalnya soal jenis kelaminnya. Sedangkan, jumlah pemilih dalam daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) yang telah masuk Sidalih telah mencapai 181.140.282 jiwa.
Jumlah itu, menurutnya, merupakan 99 persen dari total pemilih yang tercatat dalam DPS. Ferry menyatakan, daerah yang jumlah pemilihnya paling banyak belum tercatat di Sidalih adalah Sumatera Selatan.
“Di Sumsel baru 81 persen. Daerah lain sudah banyak yang mencapai 100 persen,” katanya.
KPU telah melakukan penyandingan data versi KPU dengan versi Kemendagri. Dia menuturkan, dari hasil penyandingan tersebut, 115 juta data pemilih versi KPU cocok dengan data Kemendagri yang berasal dari 136 juta data penduduk yang yang mereka kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
“Sisanya yang sekitar 21 juta penduduk itu belum cocok saja secara teknis,” katanya.
Ferry menyatakan, tidak benar jika KPU mendata pemilih tidak berdasarkan data DP4.
“Dari DP4 kami menyusun DPS melalui pencocokan dan penelitian (coklit) ke lapangan, sehingga ditemukan sebanyak 187 juta pemiih sementara. Dengan data DP4 itu kami melakukan pemutakhiran dengan memperhatikan data pemilu dan pilkada terakhir," jelas Ferry.
Sebelumnya, Ferry menyampaikan, sudah 401 KPU kabupaten/kota menetapkan DPT. Hanya tinggal 96 KPU kabupaten/kota lagi yang belum melakukan penetapan.
“Sebanyak 401 dari 497 kabupaten/kota sudah penetapan DPT. Ada 96 kabupaten/kota yang belum penetapan,” ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Rabu (18/9/2013) di Jakarta.
Diungkapkannya, 401 kabupaten/kota itu tersebar di 32 provinsi. Satu-satunya provinsi yang belum menetapkan DPT adalah Papua. Seluruh kabupaten/kota di Papua yang berjumlah 29 masih berupaya melengkapi DPT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.