"Jadi, boleh dikatakan Pak Foke ini adalah orang yang ahli di bidangnya," katanya.
Mantan Menristek di era Presiden Soeharto tersebut mengungkapkan, masa depan dunia ditentukan oleh kekuatan politik yang terbagi ke dalam empat bagian, yaitu Eropa, Amerika Serikat, China, dan ASEAN. Ia berpendapat, dua ujung tombak dari empat kekuatan tersebut adalah Jerman (Eropa) dan Indonesia (ASEAN).
Melihat situasi ini, ia melihat bahwa sebagai perwakilan Indonesia di Jerman, nantinya Foke bertugas untuk mengusahakan sinergi kedua ujung tombak tersebut secara positif sehingga bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menciptakan perdamaian, serta mewujudkan stabilitas politik. Ia juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung Foke dalam mewujudkan misi tersebut.
"Kita harus bersatu berdiri di belakangnya supaya mission impossible dia berhasil," tambahnya.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat Indonesia untuk bersatu mendukung pengangkatan tersebut karena pada dasarnya Foke sudah dipilih oleh lembaga eksekutif, sekaligus disahkan oleh lembaga legislatif.
"Jadi, Pak Presiden (SBY) sudah memberikan kepercayaan kepadanya (Foke) dan mewakilinya dalam fungsi yang saya jelaskan tadi," tuturnya.
Bersama dengan ke 21 calon dubes lainnya, Foke akhirnya lolos dalam seleksi calon dubes yang dilakukan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah menjalani fit and proper test pada hari Rabu (18/9/2013). Pencalonan Foke sempat mendapat penolakan dari perwakilan pelajar Indonesia di Jerman. Dalam siaran persnya, alasan penolakan tersebut adalah dugaan keterkaitan Foke dengan kampanye hitam berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.