JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyoroti aksi demonstrasi yang kerap menggunakan alat pengeras suara berukuran besar. Presiden menilai penggunaan alat pengeras suara ketika unjuk rasa perlu diatur lantaran sangat mengganggu.
Hal itu dikatakan Presiden saat menerima pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/9/2013). Lima pimpinan DPR tampak hadir, yakni Marzuki Alie, Pramono Anung, Priyo Budi Santoso, Taufik Kurniawan, dan Shohibul Iman.
Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Awalnya, Presiden membuka pembicaraan dengan menyinggung demo buruh di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, hari ini. Presiden mengatakan, aksi demo dengan alat pengeras suara besar mengganggu ketika adanya kunjungan tamu negara maupun acara penting lain di Kompleks Istana Kepresidenan.
"Di kita (Indonesia) kadang-kadang luar biasa, sampai radius 2, 3, 4 kilometer masih terdengar. Itu tentu suatu saat perlu diatur dengan baik. Demokrasi hidup, protes didengar, unjuk rasa bagus untuk saling kontrol, tetapi dipastikan tidak mengganggu pihak-pihak yang juga harus terus-menerus bekerja," kata Presiden.
Meski demikian, Presiden mengapresiasi aksi unjuk rasa selama ini yang tergolong damai.
"Cuma urusan loudspeaker ini yang...," kata Presiden sambil tertawa tanpa melanjutkan kalimatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.