Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Konvensi Demokrat Diuji untuk Bisa Imbangi Jokowi

Kompas.com - 16/09/2013, 09:56 WIB
Tomy Trinugroho A.,
M Fajar Marta,
Marcellus Hernowo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Konvensi Partai Demokrat untuk mencari calon presiden 2014, Minggu (15/9/2013), di Jakarta, resmi dimulai. Dalam acara deklarasi itu, 11 peserta konvensi diperkenalkan dan mendapatkan kesempatan menyampaikan visi dan misi. Namun, tokoh yang nantinya bakal diusung Partai Demokrat itu diuji untuk mengimbangi tokoh populer seperti Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni mengatakan, orang di luar partai diberi kesempatan untuk mengikuti konvensi asalkan mereka memenuhi syarat. "Semoga salah satu dari 11 peserta ini adalah satrio piningit yang akan menjadi pemimpin Indonesia," katanya.

Pemenang konvensi, menurut Maftuh, ditentukan oleh hasil survei, bukan oleh Ketua Majelis Tinggi Demokrat. Pemenang konvensi itu bakal ditetapkan oleh Majelis Tinggi sebagai calon presiden dari Demokrat. Dalam acara semalam, Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono tidak hadir.

Dari 11 peserta, ada empat orang yang tercatat sebagai kader Demokrat, yakni Pramono Edhie Wibowo, Hayono Isman, Marzuki Alie, dan Sinyo Harry Sarundajang. Tujuh orang lainnya ialah Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Dino Patti Djalal, dan Irman Gusman.

Dalam acara deklarasi, setiap peserta membawa ratusan pendukung, berbagai atribut, dan meneriakkan yel-yel ketika peserta maju menyampaikan visi dan misi. Dalam jumpa pers sebelum acara deklarasi, Dahlan Iskan mengaku belum memikirkan apakah hasil akhir konvensi bakal bisa melampaui elektabilitas Jokowi. Ia masih memikirkan persiapan mengikuti konvensi dengan baik.

KOMPAS IMAGES Para kandidat yang diundang dalam Konvensi Capres Demokrat

Gita menyerahkan perlu tidaknya mundur dari jabatan Menteri Perdagangan kepada Presiden. Menurut Gita, memberhentikan menteri merupakan hak prerogatif Presiden dan ia menjadi menteri juga karena sepenuhnya ditunjuk Presiden.

Dino Patti Djalal menjelaskan, dirinya telah mengajukan pengunduran diri sebagai pegawai negeri sipil kepada Kementerian Luar Negeri karena mengikuti konvensi. Dia mengatakan, surat permohonan itu sedang diproses di Badan Administrasi Kepega waian Negara (BAKN).

Konvensi itu memang menciptakan panggung bagi Partai Demokrat dan para peserta konvensi untuk menarik perhatian masyarakat, tetapi tidak serta-merta meningkatkan elektabilitas mereka di pemilu legislatif maupun pemilihan presiden.

Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, AAGN Ari Dwipayana, mengatakan, konvensi dapat dipastikan membuat 11 pesertanya lebih dikenal masyarakat. Namun, mereka harus bekerja sangat keras untuk dapat bersaing dengan tokoh yang sudah jauh lebih tinggi elektabilitasnya sebagai calon presiden, seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Menurut Ari, untuk mampu bersaing dengan tokoh seperti Jokowi, para peserta konvensi harus dapat membangun jaringan politik hingga ke masyarakat bawah dan membangun citra diri yang baru. Pembangunan citra diri ini yang sulit karena yang disukai adalah pemimpin yang merakyat dan itu sudah diisi Jokowi. "Para peserta konvensi selama ini cenderung elitis dan hanya populer di kelompok masyarakat tertentu seperti kelas menengah," kata Ari, kemarin.

Jika peserta konvensi berhasil menggunakan arena konvensi untuk meningkatkan elektabilitas, hal itu juga tidak serta-merta berdampak kepada Partai Demokrat.

J Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) menambahkan, konvensi justru dapat merugikan citra Partai Demokrat jika acara itu digelar dengan mengabaikan prinsip transparansi dan metode yang dipakai tidak jelas.

Kristiadi berharap Partai Demokrat memakai konvensi untuk tujuan yang lebih mulia, yaitu mengenalkan tradisi baru dalam demokrasi dan tidak sekadar untuk memenangi Pemilu 2014. "Jika hanya memakai konvensi untuk mencari calon yang dapat mengalahkan Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2014, itu seperti mau mengakali kemustahilan. Elektabilitas Jokowi sudah sangat tinggi," ucap Kristiadi.

Ekonomi baru

Silaturahmi Kerja Nasional Ke-23 Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (Silaknas ICMI) pada Desember mendatang meminta presiden terpilih nanti mengimplementasikan gerakan ekonomi baru tersebut. Gerakan ekonomi baru itu menitikberatkan pada mobilisasi akses untuk kesejahteraan masyarakat.

Tahun 2014 merupakan tahun yang sangat menentukan. "Apakah pada tahun-tahun berikutnya Indonesia terus berkembang seperti yang diharapkan atau bangsa ini akan kembali terpuruk seperti pada krisis ekonomi dan kemudian politik tahun 1998?" kata Ketua Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim, Minggu, di sela pertemuan Dewan Pakar ICMI Se-Indonesia di Bogor, Jawa Barat. (ATO/NWO/FAJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com