Ia mengatakan, Golkar menunggu respons dari PDI Perjuangan. “Tinggal persoalan apakah PDI P mau, Jokowi mau,” kata Bambang.
Bagi Golkar, kata Bambang, Jokowi merupakan sosok yang strategis untuk mendongkrak keterpilihan Ical. Ia menyadari, elektabilitas Ical tak tinggi. Oleh karena itu, Jokowi dianggap dapat mengangkat elektabilitas Ical.
“Kami harap Jokowi bisa mengimbangi elektabilitas Ical,” katanya.
Anggota Komisi III DPR itu mengungkapkan, pasangan Ical-Jokowi adalah kombinasi yang ideal. Selain itu, koalisi Golkar dan PDI Perjuangan juga dinilainya ideal karena sama-sama partai besar dan matang dalam panggung politik Indonesia. Dengan koalisi ini, Bambang mengklaim akan tercipta penyelenggaraan negara yang kuat baik dari segi pemerintahan maupun parlemen.
“Kalau dua partai ini gabung, pemerintahan kuat, parlemen juga kuat. Kalau dua partai besar berkoalisi, jadi tidak perlu koalisi partai yang gemuk,” katanya.
Untuk menjajaki Jokowi, menurut Bambang, Golkar telah menjalin komunikasi politik dengan PDI Perjuangan. Menurutnya, sejauh ini, PDI Perjuangan memberikan respons positif. Selain Jokowi, nama lain yang dilirik sebagai pendamping Ical adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.