JAKARTA, KOMPAS —
Aparat kepolisian mengkaji berbagai kemungkinan motif penembakan Brigadir Kepala Sukardi di jalur lambat Jalan HR Rasuna Said, tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Berbagai motif itu menjadi wawasan bagi penyidik dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengarahkan dan mengungkap siapa yang bertanggung jawab dalam pembunuhan tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie di Jakarta, Jumat (13/9/2013). ”Segala kemungkinan motif pasti menjadi kajian anggota penyidik,” kata Ronny, saat ditanya apakah motif penembakan itu diduga terkait persaingan ”bisnis” pengamanan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan, di antara sejumlah motif, fokus perhatian tetap ditujukan penyerangan kepada aparat yang sedang menjalankan tugas. Agus menambahkan, tim penyidik kasus penembakan Bripka Sukardi telah memeriksa 15 saksi. Tim penyidik juga masih mendalami rekaman kamera pemantau (CCTV) di Gedung KPK yang merekam kejadian penembakan.

Secara terpisah, pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, kemungkinan motif memang bisa bermacam-macam. Namun, ada dua jalur kelompok yang dapat melakukan penyerangan, yaitu kelompok teroris dan kelompok orang yang merasa ”sakit hati” dengan perilaku oknum polisi. ”Polri harus mawas diri, berintrospeksi, dan tidak boleh arogan,” katanya.

Terkait penembakan Sukardi, Ronny menyatakan kasus dugaan pembunuhan berencana subsider pembunuhan biasa dan lebih subsider lagi pencurian dengan kekerasan. Motif dapat diketahui atau terjawab jika pelaku tertangkap.

Senjata api

Jumat kemarin, sekitar pukul 19.20, saat masih ramai, empat orang dengan menggunakan senjata api merampas sepeda motor di Jalan Raya Pekapuran, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, di tempat cuci mobil Arema. Sepeda motor yang dirampas dari korban bernama Ruslan adalah Kawasaki Ninja 250 cc warna hitam.

Saat Ruslan yang ditembak kaki kirinya dirawat, diketahui, dia adalah anggota Sabhara Markas Besar Polri berpangkat brigadir satu. Saat perampasan, korban tidak memakai seragam polisi. ”Identitas korban sebagai polisi diketahui saat dirawat di Rumah Sakit Sentra Medika Depok,” kata Kepala Polsek Cimanggis Komisaris Tejo Yuwantoro.

Perampas menggunakan dua sepeda motor Honda Beat warna hitam dan putih. Perampasan terjadi saat korban menunggu giliran sepeda motornya dicuci. Pelaku menghampiri korban dan minta kunci sepeda motor secara paksa. Ruslan melawan. Sesaat kemudian, perampas menembak Ruslan kemudian melarikan sepeda motornya ke arah Tapos. (FER/NDY/RAY/K08)