JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meyakini bahwa pihaknya dapat menangkap para pelaku penembak aparat kepolisian. Meski tak menyebut target waktu, Timur berjanji bahwa pengungkapan rentetan teror terhadap polisi secepatnya dilakukan.
"Yakin bisa diungkap. Secepatnya bisa terungkap," kata Timur di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Kapolri mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi, penembakan terakhir di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, berbeda dengan dua kasus penembakan sebelumnya di Pondok Aren dan Ciputat. Peluru yang digunakan berbeda.
"Di sana kan (Pondok Aren dan Ciputat) kalibernya 9 mm. Kalau yang di depan KPK itu 4,5 mm. Sekarang kita masih dalam penghimpunan keterangan saksi dan olah TKP. Termasuk yang ada di rekaman CCTV (Gedung KPK) semua kita analisis," kata Timur.
Seperti diberitakan, Bripka Sukardi, Kepala Unit Pemeliharaan Ketertiban dan Disiplin di Provos Direktorat Polisi Air Baharkam Polri ditembak hingga tewas di depan Gedung KPK, Selasa (10/9/2013) malam. Hasil otopsi menunjukkan lubang peluru di pundak kiri, dada kiri, perut kiri, dan lengan kiri.
Sebelum penembakan Sukardi, sudah ada empat polisi yang menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal. Mereka adalah Aiptu Dwiyanto, Aiptu Kushendratna, Bripka Ahmad Maulana, dan Aipda Patah Saktiyono. Hanya Aipda Patah yang selamat.
Kepolisian menduga penembakan dilakukan oleh kelompok teroris. Hanya, sampai sekarang belum ada pelaku yang ditangkap. Kepolisian pun dikritik berbagai pihak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.