Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iberamsjah: Gerindra Takut Jokowi Kalahkan Prabowo

Kompas.com - 12/09/2013, 13:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Nama Joko Widodo alias Jokowi semakin melejit setelah sejumlah survei menempatkannya sebagai kandidat calon presiden dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Ada yang setuju, ada pula yang tak setuju. Ada yang meminta Gubernur DKI Jakarta ini menyelesaikan masa baktinya hingga 2017. Namun, ada pula yang mendorong agar Jokowi berkiprah di kancah yang lebih besar, Indonesia.


Salah satu yang meminta Jokowi fokus mengurus Jakarta adalah Partai Gerindra, partai yang berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusungnya sebagai Gubernur DKI bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama. Gerindra menyatakan akan mendukung Jokowi sebagai capres jika maju dalam Pemilihan Presiden 2019.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai, pendapat Gerindra itu sebagai sebuah ketakutan. Hal ini mengingat Gerindra telah menyatakan akan mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

"Gerindra menahan Jokowi nyapres itu ya karena takut saja. Prabowo bertempur sama Jokowi pasti kalah itu," kata Iberamsjah saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Menurut dia, PDI-P jangan sampai melewatkan momentum melejitnya popularitas Jokowi. Bila PDI-P tak mencalonkan Jokowi pada Pilres 2014, menurutnya, akan muncul calon lain yang akan menjadi pesaing kuatnya. 

Dukung Jokowi pada 2019

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menyatakan, pihaknya baru akan mendukung Joko Widodo menjadi calon presiden pada periode 2019-2024. Menurut Martin, alasannya adalah karena periode itu merupakan waktu yang paling tepat bagi kader PDI Perjuangan tersebut menjadi capres.

Martin menjelaskan, Gerindra telah sejak lama mendukung pengorbitan Joko Widodo untuk dijadikan tokoh pembawa perubahan. Bukti nyatanya adalah saat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengusulkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar mengusung Jokowi menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

"Gerindra akan jadikan Jokowi capres 2019, dengan perhitungan waktu yang paling tepat adalah saat itu," kata Martin di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2013).

Anggota Komisi III DPR ini menegaskan, pengusungan Jokowi menjadi capres baru akan dilakukan Gerindra pada 2019 karena saat ini Gerindra telah memiliki capres, yaitu Prabowo Subianto.

Gerindra juga sempat menyinggung kesepakatan politik dengan PDI Perjuangan. Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan, kontrak politik dengan PDI-P yang dibuat pada Pemilu 2009 lalu telah menjadi urusan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 

Tak etis

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Tjahjo Kumolo menampik bahwa partainya terlibat perjanjian untuk mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014. Menurut dia, hanya ada perjanjian karena suara PDI-P dan Gerindra kurang, jadi bersepakat untuk koalisi dan menetapkan Megawati sebagai capres dalam Pilpres 2009 lalu. Tjahjo pun menyindir bahwa Partai Gerindra tengah mendikte gerak partainya.

"Tidak etis mendikte partai lain. Pengusungan capres itu hak penuh bagi PDI-P, bukan partai lain," kata Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com