Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Bidik Cawapres yang Mampu Tutupi Kekurangan Ical

Kompas.com - 10/09/2013, 16:55 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menyatakan partainya akan membidik figur potensial yang akan diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie dalam Pemilihan Umum Presiden (pilpres) tahun depan. Kelak, cawapres Golkar harus memiliki latar belakang Jawa yang dianggap menjadi salah satu kekurangan Ical karena berasal dari Sumatera.

Menurut Tantowi, pihaknya tak bermaksud mendikotomi saat mengusung cawapres dari suku Jawa. Akan tetapi, hal tersebut bisa dikatakan terpaksa karena banyak gunjingan bahwa Ical tak memiliki latar belakang Jawa.

"Yang dipergunjingkan orang kan seperti itu (bukan Jawa), kami tidak mau dikotomi Jawa, Sumatera atau apa pun, semua suku berhak jadi presiden. Tapi ternyata diskusi itu (dikotomi) berkembang terus di masyarakat," kata Tantowi saat dihubungi pada Selasa (10/9/2013).

Anggota Komisi I DPR ini menyampaikan, dirinya berharap cawapres yang diusung Golkar nantinya memiliki keunggulan untuk menutup kekurangan Ical tersebut. Hal ini merupakan antisipasi, ketimbang menjadi kendala dan sandungan dalam perhelatan pilpres tahun depan.

"Daripada jadi kendala harus ditutup oleh cawapres, rakyat harus melihat mereka satu kesatuan," ujarnya.

Untuk diketahui, Golkar sempat menyatakan niat untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat terkait pilpres. Niat koalisi itu didasari karena Golkar tertarik untuk meminang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo sebagai cawapres mendampingi Ical.

Selain Pramono, Golkar juga tertarik untuk mempelajari dua tokoh lain yang dianggap potensial, seperti Meneg BUMN Dahlan Iskan, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Alasan Golkar mempelajari ketiga tokoh tersebut adalah karena ketiganya berasal dari etnis dengan populasi terbanyak. Khusus untuk Pramono, alasannya adalah karena memiliki latar belakang militer sehingga dianggap sangat cocok mendampingi Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com