Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Jagokan Mahfud ketimbang Rhoma Irama

Kompas.com - 10/09/2013, 16:13 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih memilih mengusung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai calon presiden ketimbang raja dangdut Rhoma Irama. Pasalnya, Mahfud memperoleh lebih banyak dukungan, baik dari internal maupun eksternal partai.

Ketua DPP PKB Abdul Malik Haramain menjelaskan, pengusungan Mahfud MD akan membawa dampak positif untuk PKB. Pencalonan ini diharapkan meningkatkan elektabilitas PKB pada Pemilu Legislatif 2014.

"Saya tetap memperjuangkan rekomendasi Mahfud MD di internal DPP PKB. Saya yakin partai yang tidak besar (akan) respek terhadap nama Pak Mahfud yang semakin berkibar," kata Malik saat dihubungi pada Selasa (10/9/2013).

Kelebihan Mahfud, kata Malik, adalah memiliki basis suara di Nahdlatul Ulama (NU), memiliki kedekatan dengan semua golongan, termasuk dengan tokoh lintas agama. Sejumlah Dewan Pengurus Wilayah PKB juga telah menyatakan dukungannya untuk Mahfud maju sebagai calon presiden, seperti DPW PKB Jawa Tengah dan DPW PKB Jawa Timur.


"PKB target 15 persen suara pileg. Saya yakin target itu realitis. Suara di Jatim besar sekali dan berkibarnya nama Pak Mahfud membuat elektabilitas partai terus naik," ujarnya.

Untuk diketahui, PKB belum memutuskan calon presiden yang akan diusungnya. Namun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, ada dua pilihan capres yang kini dimiliki partainya, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan raja dangdut Rhoma Irama.

Muhaimin mengatakan, Mahfud MD tidak hanya menyatakan kesiapannya, tetapi juga sudah berkeliling daerah untuk melakukan sosialisasi. Proses sosialisasi itu, ujar Muhaimin, akan terus berlanjut.

Sementara itu, Rhoma Irama juga sudah melakukan safari politik bersama PKB pada bulan Ramadhan lalu. Muhaimin menegaskan, deklarasi capres yang diusung PKB masih menunggu hasil Pileg 2014. Muhaimin juga membuka pintu koalisi dengan partai-partai Islam.

"Itu (koalisi partai Islam) bagus. Kalau koalisi itu memang harus, nggak mungkin dalam multipartai seperti ini tidak koalisi," ujarnya.

Secara terpisah, Mahfud mantap menyatakan diri untuk maju menjadi calon presiden melalui PKB. Mahfud juga telah menolak ajakan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Menurut Mahfud, saat ini, dirinya memiliki kesamaan misi dan visi bersama PKB.

Saat mendapat undangan mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, dia mendapat banyak masukan. Dia bahkan sempat berkonsultasi dengan beberapa tokoh NU dan PKB.

"Saya akan bersama PKB dan saya hanya ingin berangkat dari NU. Menurut saya, PKB menjadi tempat yang bersih. Sebab, tidak mungkin jika membersihkan lumpur dari tempat yang banyak lumpurnya, atau membersihkan lantai dengan sapu yang kotor," jelasnya.

Mahfud juga mengakui sudah bertemu dengan banyak pengurus partai politik. Meski demikian, semua pembicaraan tersebut bersifat nonformal dan belum mengerucut pada penentuan mitra koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com