Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga di Kota Tasik Alami Krisis Air

Kompas.com - 10/09/2013, 10:48 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Ribuan warga di enam kampung Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, mengalami krisis air bersih dan kekeringan lahan pertanian akibat musim kemarau.

Ditambah sulitnya pasokan air, krisis air di wilayah ini pun disebabkan adanya proyek perbaikan saluran irigasi yang mengairi air ke perkampungan itu.

Wakil Ketua Mitra Cai Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Agus Gunasipa, menuturkan, enam kampung di wilayahnya yang kesulitan air adalah Kampung Gobang, Pageur Gunung, Babakan Singkup, Babakan, Nanggerang, dan Sukabakti.

Krisis air di wilayah itu telah terjadi beberapa pekan lalu, apalagi adanya perbaikan saluran irigasi yang menghambat aliran air ke enam perkampungan tersebut.

"Warga di perkampungan ini sekarang setiap harinya selalu antre di sebuah sumur bantuan pemerintah untuk mendapatkan air bersih. Soalnya di sumur warga air sudah kering, apalagi lahan pertanian dan kolam ikan sudah tidak ada airnya," kata Agus, Selasa (10/9/2013).

Agus berharap pemerintah setempat segera memberikan bantuan air bersih ke wilayahnya. Pasalnya, debit air di sumur bor bantuan pemerintah satu-satunya ini pun mulai berkurang.

Saat ini, masyarakat setempat hanya mengandalkan air bersih di sumur tersebut. "Kalau sebelum adanya perbaikan irigasi, dalam waktu sebulan, kemarau di sini masih ada airnya. Tapi, sekarang baru memasuki kemarau, air di wilayah sini yang sudah dulu kering," tambah Agus.

Sementara Kepala Dinas Bina Marga Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan, mengakui di kawasan itu tengah ada pengerjaan proyek saluran irigasi Cihideung-Ciromban untuk penanganan banjir saat musim hujan.

Namun, Ivan mengklaim kalau proyek itu bukan sebagai penyebab utama kekeringan di enam kampung yang teraliri air irigasi. Tetapi, debit air mulai berkurang karena memasuki musim kemarau.

"Ya, memang lagi ada pengerjaan proyek irigasi penanganan banjir di daerah tersebut. Kekeringan lahan dan krisis air bukan karena proyek, tapi telah berkurangnya debit air irigasi akibat kemarau," tegas Ivan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com