Hal tersebut disampaikan Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Elizabeth Jane Soepardi di Jakarta, Sabtu (7/9/2013). "Kesalahan (prosedur) di tingkat bawah itu mungkin saja terjadi, jadinya bisa salah pengertian seperti ini," kata Jane.
Pasalnya, kata Jane, kuesioner yang berisi gambar alat vital pria dan wanita dengan berbagai jenis dan ukuran tersebut tidak hanya disebarkan di Sabang, tapi juga di kota dan provinsi lainnya di seluruh Indonesia.
Program tersebut juga sudah diujicobakan sejak 2010 lalu. "Karena itu kami juga kaget kenapa baru muncul sekarang dan hanya di SMP Sabang ini saja," kata Jane.
Oleh karena itu, Jane menduga ada suatu yang terlewatkan dalam pelaksanaan pengisian kuisioner tersebut. Misalnya, papar Jane, sosialisasi yang kurang dari pihak sekolah sehingga membuat siswa tidak mengerti apa tujuan dari pengisian kuisioner tersebut. "Kalau sosialisasi kurang tentu membuat siswa dan orangtua bingung," kata Jane.
Namun Jane tidak mau berspekulasi terlalu jauh mengenai hal ini. Menurutnya, pihak Kemenkes akan lagsung diterjunkan ke sekolah tersebut untuk mencari tahu akar permasalahannya, sehingga nantinya dapat melakukan evaluasi dan perbaikan.
"Kita akan ke sana (Sabang), kita cari tahu apa permasalahannya sehingga bisa sampai seperti ini," kata Jane.
Seperti diberitakan, kuesioner kesehatan yang di dalamnya terdapat gambar-gambar alat vital pria dan wanita dengan berbagai jenis dan ukuran, dibagikan kepada siswa-siswi SMP di Sabang, Aceh.
Pihak sekolah mengaku kuesioner tersebut berasal dari Dinas kesehatan, untuk diisi oleh para siswa. Dinkes sendiri menjelaskan bahwa tujuan pembagian dan pengisian kuesioner tersebut adalah untuk mendapatkan data kesehatan siswa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.