“Kami mau mandiri, tak mau bergantung partai lain. Makanya kami harus memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden. Sekarang, capres belum ditentukan saja sudah ada parpol lain yang berusaha mendikte kami,” ujar Sekretaris Jendral PDI-P dalam jumpa pers di kantor DPP PDI Perjuangan, Rabu (4/9/2013).
“Tidak etis kalau ada partai lain yang melarang kader partai lain,” kata Tjahjo. Saat ini, lanjut dia, PDI-P terus mencermati bursa kandidat calon presiden. Konvensi capres Partai Demokrat sekalipun, ujar dia, tak luput dari pantauan partainya.
"Menjawab" Gerindra
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengkritik wacana yang berkembang agar PDI-P mengusung Jokowi menjadi capres pada 2014. Dia berpendapat Jokowi masih punya "utang" untuk menyelesaikan persoalan Ibu Kota.
Meski punya pendapat demikian, Muzani mengatakan, secara prinsip Partai Gerindra akan menghormati keputusan setiap partai politik untuk mengusung seseorang menjadi calon presiden.
"Kami hanya ingin mengingatkan (bahwa) Jokowi pernah janji kepada kami dan rakyat Jakarta untuk mengurus Jakarta," ujar Muzani. Ketua Fraksi Gerindra di DPR ini menegaskan, kritik itu ia sampaikan bukan karena khawatir dengan elektabilitas Jokowi yang terus meroket sebagai capres.
Apa pun risikonya, kata Muzani, ia akan terus berupaya mengingatkan Jokowi dan PDI-P tentang janji Jokowi menuntaskan masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Kami berharap ini tidak disalahpahami. Secara esensi, amanah masyarakat Jakarta harus diselesaikan Jokowi. Kami akan berusaha mengingatkan itu dan berharap PDI Perjuangan mendukung pencapresan Pak Prabowo," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.