Dalam buku itu, dituliskan bahwa Mega sangat berharap kader perempuan bisa menjaga integritas. Dia mengaku sangat sedih saat mengetahui ada istri pejabat yang gemar merengek kepada suaminya saat meminta sesuatu.
Padahal, menurut Mega, sifat seperti itu menjadi salah satu akar munculnya praktik korupsi karena membuat sang suami menjadi tak memiliki banyak pilihan untuk mengeruk kekayaan dalam waktu singkat. Secara langsung, Mega meminta para kader perempuan tidak sekalipun memengaruhi suaminya untuk korupsi hanya demi gengsi atau pamer perhiasan.
"Ibu-ibu harus hati-hati karena pengaruh itu datangnya dari ibu," kata Mega saat memberikan pengarahan pada acara Pemantapan Tiga Pilar Partai, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 17 Maret 2012 silam, seperti dikutip dari halaman 88 buku tersebut.
Usai bercerita, dituliskan juga bahwa Mega langsung menghela napas panjang. Selanjutnya, Mega menuturkan bahwa apa yang disampaikannya tadi benar-benar terjadi.
Tak sampai di situ, Megawati lantas melontarkan pertanyaan dengan nada heran karena ada saja orang yang memburu kemewahan. Padahal, semuanya tidak akan dibawa ke alam kubur.
Di halaman selanjutnya, ditulis juga Mega sering mendapat aduan dari kadernya yang sudah menjadi bidikan penegak hukum. Namun, dengan tegas ia nyatakan tak dapat membantu jika kadernya terlibat korupsi.
"Kalau di partai ini hanya mau mencari harta benda dan kekuasaan, apalagi dengan cara korupsi, maka saya katakan tidak. Silakan keluar jika punya niat demikian," tegasnya.
Untuk diketahui, buku Pak Taufiq dan Bu Mega ditulis oleh Rahmat Sahid yang saat ini berprofesi sebagai jurnalis di Koran Sindo. Buku ini mengungkap sisi ringan, lucu, dan unik dari keluarga Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri yang dikenal sebagai keluarga politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.