"PSP3 merupakan program andalan Kemenpora sebagai bentuk kontribusi nyata utuk NKRI. Kami bertanggung jawab sekaligus memberikan perhatian kepada generasi muda," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, saat membuka pembekalan PSP3 angkatan XXIII tahun 2013, di Markas Resimen Daerah Jaya (Marindam Jaya), Condet, Jakarta Timur, Selasa (3/9/2013).
Tahun ini, dari target 1.000 sarjana, ada 811 orang dari 33 provinsi yang akan disebar di sejumlah wilayah. "Jadi di sana bukan untuk bersenang-senang, melainkan mencurahkan segala ilmu kepada masyarakat," kata Roy.
Mereka akan mendapatkan tunjangan berkisar Rp 2,5 juta-Rp 5 juta per bulan, tergantung dari wilayah dan kebutuhannya. Para peserta PSP3 tersebut akan berada di wilayah penugasan selama dua tahun. Penempatan dilakukan hanya dengan menempatkan 2 sarjana pada 1 desa sehingga jumlah desa yang dibina menjadi semakin banyak atau meluas, dan dilakukan secara lintas pulau dengan pembagian wilayah penempatan dalam 5 zona. Hal ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan penempatan para PSP3 di desa-desa dalam wilayah provinsi yang sama.
Pengabdian
Salah satu peserta PSP3, Rahmat (23), mengaku bahwa mengabdi di desa menjadi pilihannya karena ia justru tak ingin merasakan ingar-bingar kehidupan kota besar. Menurutnya, hidup bukan hanya soal finansial.
"Ini adalah pengabdian saya untuk Indonesia," kata pemuda asal Sumatera Selatan, saat dijumpai Kompas.com di sela-sela pembekalan.
Rencananya, Rahmat akan ditempatkan di sebuah desa di Kalimantan Tengah. Menurutnya, masih banyak wilayah di Indonesia yang kondisinya tertinggal.
"Bapak-ibu saya mendukung penuh," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Jajang (24). Pria asal Garut, Jawa Barat, itu akan ditempatkan di Kalimantan Barat. Apa alasannya tertarik mengikuti program ini?
"Pertama, pengalaman. Kedua, sebagai wujud kontribusi saya untuk Indonesia," katanya.