"Banyak hal yang harus diperjuangkan oleh polwan ini, kesetaraan jender masih jauh sekali. Polwan belum mendapatkan tempat yang sejajar dengan polki (polisi laki-laki)," kata Hamidah melalui pesan yang diterima wartawan, Selasa (3/9/2013).
Bahkan yang lebih parah lagi, menurut Hamidah, tidak jarang para polwan itu hanya dijadikan pelengkap. Sejumlah atasan meminta polwan untuk melakukan tugas-tugas demi asas formalitas.
"Beberapa justru dimanfaatkan oleh atasan sebagai pemanis ruangan dan pelayan tamu," ungkapnya.
Hamidah mengatakan, dalam proses rekrutmen polwan, Polri sebenarnya tidak pernah membedakan tes yang harus dijalani antara polwan dan polisi laki-laki. Oleh karena itu, seharusnya polwan setara dengan polisi laki-laki dalam hal kemampuan. Keduanya layak untuk menduduki posisi yang sama.
"Padahal pada saat rekrutmen, standarnya kan sama. Fisik, mental, intelektual, semua memenuhi syarat. Mengapa ketika penugasan mereka masih dianggap perempuan yang lemah, tidak tegas, dan tidak mampu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.