Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres: Di Puncak Jaya, Bisa Bunuh Aparat Dapat "Penghargaan"

Kompas.com - 02/09/2013, 20:32 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya kasus penembakan terhadap aparat kepolisian dan TNI di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, disinyalir dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka. Pihak kepolisian mengakui tidak mudah memberantas keberadaan kelompok tersebut.

"Kerja sama masyarakat masih kurang karena rekan-rekan di sana tahu ada saudaranya di sana (sembunyi di hutan). Bahkan, tidak jarang anak-anak belasan tahun," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis ketika ditemui wartawan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Senin (2/9/2013).

Selain minim kerja sama, kata Marselis, adanya penghargaan istimewa kepada siapa saja yang dapat membunuh anggota TNI maupun Polri membuat banyak anggota kelompok bersenjata yang justru berlomba-lomba untuk membunuh petugas.

"Bahkan, anak-anak sekali pun, kalau mereka bisa curi senjata kami, dia bakal diangkat sebagai pemimpin. Tidak hanya itu, dia juga bisa mendapat ternak dan wanita yang banyak," katanya.

Marselis mengatakan, selama ini, pihaknya selalu melakukan patroli rutin di distrik tersebut. Meski telah mendapat bantuan dari aparat TNI dan Satuan Brimob Polda Papua, jumlah personel Polres Puncak Jaya yang hanya 230 orang dinilai masih jauh dari ideal.

Selain itu, minimnya alat transportasi yang dimiliki Polres Puncak Jaya disinyalir juga menjadi kendala penanganan kelompok bersenjata di sana. "Ada 16 distrik yang harus kami amankan. Sementara mereka (OPM) setelah menembak langsung lari ke atas. Seharusnya, pemerintah pusat bisa bantu support, minimal helikopter," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang anggota TNI dari Satuan Tugas Yon 753, Pratu Andri Candrayasansyah, tewas ditembak oleh kelompok bersenjata tak dikenal di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Jayapura, Sabtu (31/8/2013). Anggota TNI tersebut tewas ketika mengamankan jalur distribusi kebutuhan masyarakat Kabupaten Puncak Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com