Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunda Putri dan "Penjaga Surga" di Kasus Daging Sapi

Kompas.com - 31/08/2013, 09:41 WIB
Amir Sodikin

Penulis


KOMPAS.com - Segala upaya dilakukan majelis hakim untuk membujuk saksi Ridwan Hakim agar jujur dalam sidang dugaan suap kuota impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah. Mulai dari mengingatkan terikat sumpah demi Allah yang diucapkan di bawah Al Quran hingga ancaman pidana penjara jika tak memberikan keterangan benar.

Usaha itu sia-sia. Dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (29/8), Ridwan yang juga putra Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin tetap berbelit-belit. Ridwan tampak menutupi keterlibatan ayahandanya dalam tunggakan pembayaran komisi pengurusan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama pada masa lalu.

Jurus terakhir berupa tuturan kisah diterapkan Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango untuk membujuk Ridwan. ”Ini jadinya antiklimaks. Saya cukup banyak kenal orang bernama Ridwan. Ridwan sang penjaga surga dan Ridwan tetangga saya,” kata Nawawi.

Dalam agama Islam, malaikat penjaga surga memang bernama Ridwan. ”Ridwan tetangga saya pernah telepon, ’Pak, rumah Bapak kemalingan.’ Saya pulang ternyata benar rumah saya kemalingan. Sejak saat itu saya percaya pada orang bernama Ridwan. Saya berharap Saudara bisa jadi Ridwan ketiga yang bisa saya percaya,” bujuk Nawawi.

Pertanyaan selanjutnya Nawawi adalah siapa Bunda Putri yang dalam rekaman percakapan digambarkan sebagai sosok penting yang bisa memengaruhi para pengambil kebijakan di negeri ini. Bunda Putri bisa memindahkan para pejabat di kementerian dan bahkan dalam percakapan bisa membuat ”lurah” pusing.

Namun, tetap saja Ridwan memilih melindungi Bunda Putri dan mengaku tak tahu jika ditanya maksud isi percakapan antara Luthfi Hasan Ishaaq dengan Bunda Putri dan dirinya. ”Bunda Putri itu mentor bisnis saya,” kata Ridwan.

Bisnis konfeksi

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dibawa ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (31/1/2013). Lutffi diperiksa KPK terkait dugaan korupsi proyek impor daging sapi.

Ridwan, walaupun putra petinggi PKS, ia mengaku bukanlah anggota atau pengurus PKS. Bisnis yang ia tekuni adalah konfeksi. Ia mengaku pernah dikaitkan dalam bisnis kuota impor daging sapi tahun 2011 oleh sebuah media massa, tetapi ia membantah terlibat.

Kesaksiannya sudah dinantikan banyak pihak karena Ridwan disebut-sebut tahu bisnis kuota impor daging pada masa lalu dan masih memiliki tunggakan Rp 17 juta yang belum dibayarkan bos Indoguna, Maria Elisabeth Liman. Untuk membahas tunggakan itu, harus digelar pertemuan di Kuala Lumpur yang melibatkan Ridwan, makelar dan utusan Indoguna Elda Devianne, dan Fathanah.

Namun, semua dugaan itu dibantah. ”Pertemuan di Kuala Lumpur itu pertemuan tak terduga, tiba-tiba terdakwa (Fathanah) muncul,” kata Ridwan.

Ridwan mengaku ke Kuala Lumpur diajak Luthfi yang punya acara pertemuan dengan pengurus PKS di sana, sedangkan dirinya hanyalah main mengunjungi rekannya.

Namun, Ridwan mengakui jika pertemuan di Kuala Lumpur membahas soal kuota impor dan soal Indoguna. Ia membantah ada masalah tunggakan uang komisi yang belum dibayarkan PT Indoguna ke Hilmi.

Jaksa KPK lalu memutar rekaman percakapan antara Ridwan dan Fathanah, membahas tunggakan uang Rp 40 miliar. Dalam percakapan terdengar suara Ridwan paham soal perkara itu. ”Sudah beres 40 lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra waktu itu,” kata Fathanah. ”Belum sampai bos,” Ridwan menjawab.

Utusan Presiden

Nama Sengman ini membuat hakim penasaran. Nawawi bertanya siapa Sengman. ”Itu nama orang. Dia utusan Pak Presiden kalau ke PKS,” jawab Ridwan.

Sementara Hendra adalah temannya Sengman. Ridwan mengatakan, ia sudah pernah menjelaskan kepada penyidik siapa Sengman ini. Diduga, Sengman inilah yang menggondol jatah komisi Rp 40 miliar yang harusnya untuk Hilmi.

Dari semua pengakuan Ridwan, hanya pengakuan terkait Sengman inilah yang ia ucapkan tegas. Kini, tinggal dua nama misterius, yaitu Sengman ”utusan presiden” dan Bunda Putri ”mentor Ridwan”. Dalam rekaman, tergambar jelas bagaimana sosok Bunda Putri ini yang bisa memanggil Luthfi ke rumahnya.

Nawawi berharap Ridwan bisa menjadi sosok ”Ridwan ketiga” yang dikenal dan bisa dipercaya untuk mengungkap misteri. (AMIR SODIKIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com