"Memang banyak orang yang tersinggung dan mengintimidasi. Tapi intinya saya sekarang sudah itikaf, saya akan betul-betul membantu KPK dengan apa adanya, jadi tidak ada kepentingan apa-apa," kata Nazaruddin di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (29/8/2013) seusai diperiksa sebagai saksi kasus Hambalang dan sebagai tersangka kasus dugaan pencucian uang saham perdana PT Garuda.
Nazaruddin pun mempersilakan pihak yang merasa keberatan atas pernyataannya itu untuk melapor ke polisi.
"Siapa yang keberatan silakan laporkan saya pencemaran nama baik. Kalau nanti dipanggil KPK silakan klarifikasi baik-baik," katanya.
Nazaruddin juga menyinggung mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang kini ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah Hambalang. Sebelum Anas ditetapkan sebagai tersangka, Nazaruddin kerap menudingnya.
"Nanti kalau terima uang, balikin ke KPK, cepat-cepat, mudah-mudahan dimaafin daripada bilang saya ini, saya itu. Terakhir kayak Anas, satu rupiah gantung di Monas, berapa biayanya untuk beli tali?" ucap Nazaruddin.
Belakangan ini, Nazaruddin kembali bernyanyi. Dia menyebut sejumlah anggota DPR terlibat kongkalingkong dalam sejumlah proyek pemerintah. Ada 12 proyek yang pernah diungkapkan Nazaruddin melalui kuasa hukumnya, Elza Syarief. Di antara 12 proyek itu, ada proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Untuk proyek ini, Nazaruddin menyebut keterlibatan Anas, anggota Komisi III DPR Setya Novanto, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Dia juga menyebut adanya proyek fiktif pengadaan pesawat Merpati jenis MA 60 yang nilainya mencapai 200 juta dollar. Dana proyek ini, kata Nazaruddin, mengalir pada 2010 ke sejumlah anggota DPR. Nazaruddin kembali menyebut nama Setya Novanto dan Bendahara Umum PDI-P yang juga Pimpinan Badan Anggaran DPR RI Olly Dondokambey.
Selain itu, menurut Nazaruddin, ada proyek gedung pajak senilai Rp 2,7 triliun. Proyek ini disebut rekayasa Banggar dan Dirjen Pajak periode 2007-2009. Proyek dimenangkan oleh PT Adhi Karya. Pada proyek ini, Nazaruddin kembali menuding Pimpinan Banggar Olly Dondokambey terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.