"Burung betet, burung kutilang, hinggap di atas pohon jati. Biar macet, saya datang kemari, untuk bertemu sahabat sejati," ujar Wiranto. "Alumni" Partai Golkar ini lalu melanjutkan pidato dengan langsung menukik pada pentingnya kebersamaan dalam mengisi kemerdekaan.
Mantan Panglima ABRI di era Soeharto itu menegaskan jangan sampai bangsa Indonesia kalah dari bangsa lain yang lebih kecil. Ia mengingatkan semangat luar biasa yang didapat dari kalangan pemuda masa perjuangan dulu hingga akhirnya membuahkan Sumpah Pemuda. "Walaupun saat itu komunikasi masih susah, transportasi masih sulit, mereka bisa. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersatu," imbuhnya.
Usai memberikan sambutan selama lima menit, Wiranto pun mendapat teriakan, "Hidup Wiranto!" Bagaimanapun, pada 2004, Wiranto adalah pemenang Konvensi Partai Golkar sekaligus calon Presiden yang diusung partai tersebut berpasangan dengan Salahudin Wahid. Pasangan ini dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadikan Jusuf Kalla yang saat itu adalah fungsionaris Partai Golkar sebagai wakilnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan ada nuansa berbeda saat Wiranto menyampaikan pidatonya. "Wiranto seperti pidato di hadapan keluarganya. Ini seperti Jose Mourinho kembali ke Chelsea," ujar dia beranalogi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.