"Kita juga bisa melihat dalam kongres, belum ada figur yang pas untuk menggantikan Anas," ujarnya di Menteng, Jakarta, Jumat (23/8/2013).
Ia juga mengklaim bahwa pasca-lengsernya Anas, situasi internal Partai Demokrat memburuk, termasuk dengan pengunduran diri Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin. Menurutnya, mereka yang kini berjibaku membela Partai Demokrat adalah barisan pasukan Anas, seperti Saan Mustafa, I Gede Pasek, dan Ahmad Mubarok.
"Demokrat juga rugi karena (lengsernya Anas) ini terkait dengan posisi politik Demokrat dalam Pemilu 2014," katanya.
Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tersebut juga mengatakan bahwa Anas termasuk ketua umum yang paling cerdas di antara ketua umum partai lainnya. Ia menceritakan pengalaman Anas pernah berpidato tanpa teks pada sebuah acara.
"Coba lihat ketua umum yang lain," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Partai Demokrat telah melakukan kesalahan dalam mengganjal Anas sebagai ketua umum. Anas dinilai sedang mengubah Partai Demokrat menjadi partai modern yang beranggotakan orang-orang muda, bukan partai yang dikuasai oleh keluarga. Kesalahan lain adalah ketidaknetralan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dalam Kongres Partai Demokrat yang condong pada calon lain.
"Ya sebagai Ketua Dewan Pembina harusnya netral-lah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.