"Dengan segala hormat saya kepada Pak JK, rasanya tawaran untuk jadi peserta konvensi Partai Demokrat lebih baik jika tidak diikuti," kata Nurul saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Namun, Nurul mengatakan, ia menghormati keputusan yang diambil oleh Kalla. Ia juga menghargai niat baik Demokrat yang telah mengundang Kalla untuk mengikuti konvensi tersebut.
"Pak JK adalah tokoh yang sosoknya sudah melampaui kandidat yang lain. Bukan kelas beliau untuk turut berkompetisi di konvensi tersebut. Tapi, semua adalah hak prerogatifnya Pak JK," ujarnya.
Seperti diberitakan, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla diundang mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat. Dia menjadi satu dari 18 calon peserta konvensi berdasarkan hasil rapat pleno Komite Konvensi Partai Demokrat, Rabu (21/8/2013) malam.
"Beliau memang diusulkan dan sudah dihubungi, namun belum memberikan jawaban," ujar Wakil Ketua Komite Konvensi, Taufiequrachman Ruki, seusai rapat.
Komite, kata dia, memberikan kesempatan kepada Jusuf Kalla (JK) menyampaikan jawaban maksimal sebelum 30 Agustus 2013.
"Saat dihubungi, Pak JK tidak menolak dan tidak menerima. Dia hanya bilang nanti saja karena sedang sibuk urus pernikahan anak tanggal 25 Agustus. Jadi, semoga saja setelah tanggal itu sudah ada jawaban," ujar mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari komite konvensi, nama JK diusulkan oleh banyak anggota komite. Mereka menilai JK memiliki kapasitas yang mumpuni sebagai capres. Komite kemudian memutuskan menugaskan salah satu anggota menghubungi JK dan Ruki terpilih untuk penugasan itu.
Rencananya, mulai pekan depan, komite konvensi akan mulai melakukan pendalaman visi dan misi semua kandidat. Pada 31 Agustus 2013, komite kemudian menyerahkan nama final peserta konvensi Partai Demokrat. Lalu, pada 15 September 2013, komite membuat deklarasi yang dihadiri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono beserta semua peserta konvensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.