Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISNU: Konstitusi Indonesia Hanya Tekstual

Kompas.com - 19/08/2013, 19:29 WIB
Wisnubrata

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa mengajak seluruh komponen bangsa untuk kembali berpijak kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945. Karena, UUD 1945 dan Pancasila bukanlah sekadar deret huruf yang tercetak dalam sebuah buku, juga bukan hanya teriakan di kala upacara, tetapi sebuah pegangan hidup berbangsa dan bernegara.

"Dari hari ke hari saya melihat hal yang cukup menyedihkan, lambat laun kita tidak lagi erat memegang Pancasila yang menjadi landasan filosofis bangsa dan sistem kenegaraan sendiri berdasarkan UUD 1945," kata Ali Masykur Musa pada Haul Mbah Dalhar dan Mbah Mad Watucongol,  menanggapi Hari Konstitusi Indonesia yang jatuh pada hari Minggu (18/08/2013).

Menurut Cak Ali, panggilan akrabnya, hal-hal itu terlihat di banyak kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat. Katanya gotong royong, faktanya individual; katanya ekonomi kekeluargaan, nyatanya kapitalis. Akibatnya, Indonesia kehilangan kepercayaan dan jati diri bangsa. "Hal ini berakibat yang tidak sepele, hilangnya rasa kebangsaan sementara sikap individualisme di masyarakat semakin tinggi," terang tokoh muda NU ini.

Saat ini, kata Cak Ali, jelas terlihat, Indonesia yang telah didirikan oleh para pahlawan bangsa dengan susah payah ini semakin jauh dari tujuan semula, yakni membentuk negara kebangsaan untuk kesejahteraan. "Lihat saja, ekonomi berkiblat ke pasar bebas dan demokrasi yang liar tidak menyentuh kesejahteraan rakyat. Mari kita kembali dan jalankan sepenuhnya Pancasila dan UUD. Hanya dengan cara itu negara kita akan selamat," ajaknya. Hanya dengan cara itu kebesaran dan kemandirian bangsa dapat tercapai, tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com