Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis: Memang Tak Mudah Mengurus Lapas

Kompas.com - 19/08/2013, 15:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhuk dan HAM) yang baru saja dilantik sebagai Hakim Konstitusi, Patrialis Akbar, menilai memang tak mudah untuk mengurus lembaga pemasyarakatan (lapas).

"Saya terus terang, memang mengurus lapas tidak mudah," kata Patrialis saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Senin (19/8/2013).

Menurut Patrialis, mengurus Lapas tidak mudah karena diisi oleh narapidana dengan latar belakang dan kebutuhan yang beragam.

"Lapas itu isinya beragam, ada orang yg sedang banyak masalah, ada yang frustasi, hidupnya tidak menentu, belum lagi ingat anak dan istri, belum lagi masalah kesehatan, kebersihan, komunikasi," jelasnya.

Patrialis mengibaratkan masalah yang terdapat di lapas seperti bom dengan pemicu yang mudah tercabut. Menurutnya, bom bisa meledak kapan saja begitu pemicu tersebut tercabut.

"Oleh karena itu harus kita sisir terus pemicu tersebut agar tidak tercabut dan meledak," ujarnya.

Patrialis menilai, permasalahan lapas yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh persoalan pembinaan, remisi, hingga pelayanan di lapas. Meskipun demikian, mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menampik jika kinerja kepemimpinan Kemenhuk dan HAM di bawah kepemimpinan Amir Syamsuddin saat ini dinilai kurang maksimal.

"Saya enggak mau juga mengatakan itu (kinerja kemenhuk dan HAM kurang maksimal), tapi seperti yang saya katakan tadi, mengurus lapas itu memang tidak mudah," tambahnya kemudian.

Permasalahan di lapas dalam beberapa bulan terakhir terus berulang. Pada pertengahan Juli lalu, kericuhan napi yang berujung pada pembakaran gedung lapas terjadi di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan. Ratusan napi kabur dan masih ada yang buron hingga saat ini. Setelah itu, masyarakat digegerkan dengan penemuan pabrik narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

Yang terbaru, kerusuhan pecah di Lapas Labuhan Ruku, Batu Bara, Sumatera Utara, Minggu (18/8/2013) sore. Peristiwa bermula saat tahanan memanggil sipir dan memukulinya. Diduga ada tahanan yang memprovokasi hingga akhirnya terjadi kerusuhan dan pembakaran. Ketika itu, lapas hanya dijaga dua orang aparat kepolisian dan dua petugas lapas. Akibat peristiwa ini, sebanyak 25-30 orang tahanan kabur dari lapas. Hingga kini, Kementerian Hukum dan HAM masih mendata jumlah tahanan yang melarikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com