Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juard Tuding Fathanah Gagalkan Pernikahan Anaknya

Kompas.com - 16/08/2013, 14:34 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Operasional PT Indoguna Utama Arya Abdi Effendi tiba-tiba meluapkan kekesalannya saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, kepada Ahmad Fathanah. Fathanah adalah terdakwa kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi.

Dia menuding Fathanah penyebab gagalnya pernikahan sang anak. "Saya tahun ini mau ngawinin anak saya, tidak jadi gara-gara beliau (Fathanah) ini," kata Arya di hadapan majelis hakim, Jumat (16/8/2013).

Arya merasa ditipu dengan Fathanah yang menjanjikannya dapat menambah kuota impor daging sapi. Dia juga menyesal mengenal Fathanah. Dengan nada tinggi, Arya menuding Fathanah telah membuat hidupnya berantakan.

"Saya ditipu. Perusahaan saya berantakan gara-gara orang ini. Kehidupan saya juga berantakan," katanya.

Arya awalnya mengaku percaya dengan Fathanah lantaran berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Arya kemudian serahkan uang kepada Fathanah yang diketahuinya untuk kegiatan sosial dan safari dakwah PKS. Namun, belakangan ia mengetahui uang itu tidak digunakan Fathanah untuk hal itu. Arya pun kembali naik pitam.

"Saya kesal, uang yang tadinya untuk dana sosial tidak disumbangkan. Makanya saya bilang, saya ini apes. Apes, apes, dan apes," kata Arya dengan emosinya yang meluap.

"Uang Rp 1 miliar itu ternyata enggak jadi buat safari dakwah. Saya kira dia memang benar buru-buru ke bandara mau antar uang. Tetapi ternyata malah ditangkap (KPK) di kamar hotel dengan perempuan," lanjut Arya.

Seperti diketahui, Fathanah bersama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq didakwa menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut, Rp 1,3 miliar. Keduanya juga didakwa tindak pidana pencucian uang. Adapun Juard dan Arya telah divonis 2 tahun 3 bulan penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com