Hal itu dikatakan Prof Farid Wajdi Ibrahim, Rektor IAIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, dalam khotbahnya pada shalat Idul Fitri 1434 H di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ribuan umat, Farid mengatakan, fitra manusia dapat berubah dengan berbagai faktor, seperti pergaulan, budaya, lingkungan, dan latar belakang pendidikan. Agar fitra tetap terpelihara kesuciannya, kata dia, hendaknya umat Islam selalu mengacu pada pola kehidupan Islami yang berlandasan Al Quran dan teladan para ulama.
"Idul Fitri yang dijadikan agenda terakhir dari rangkaian ibadah Ramadhan pada hakikatnya bukan saat-saat berakhirnya peluang untuk mendulang kebaikan. Justru sebaliknya, Idul Fitri adalah saat awal memulai kehidupan baru dengan hati yang baru dan semangat baru," kata dia.
Secara terpisah, hal senada disampaikan Ketua DPR Marzuki Alie.
"Apa yang sudah kita peroleh selama Ramadhan, dari sisi kedisiplinan, sisi niat sucikan diri, maka nilai-nilai itu kita teruskan setelah Ramadhan. Jangan hanya kita bersih diri pada bulan Ramadhan, tapi setelah Ramadhan kita melupakan," kata Marzuki.
Selain Presiden, shalat Id di Istiqlal dihadiri pula oleh Ny Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ny Herawati Boediono, jajaran kabinet, pimpinan lembaga tinggi negara, para duta besar negara sahabat, dan puluhan ribu jemaah asal Jakarta dan kota sekitarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.