JAKARTA, KOMPAS.com — Di Indonesia, kerap terjadi silang pendapat terkait waktu pelaksanaan ibadah puasa dan penentuan hari raya Idul Fitri. Tahun ini, perbedaan itu kembali terjadi. Bagaimana di negara lain?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Iman menilai sangat jarang terjadi perbedaan waktu jatuhnya Ramadhan dan Idul Fitri di negara-negara mayoritas Islam. Mereka pada umumnya kompak untuk melaksanakan ibadah puasa dan ber-Lebaran pada hari yang sama.
"Di negara lain tidak ada itu puasa dan Lebaran waktunya berlainan," ujar Ma'ruf saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2013).
Menurutnya, tidak adanya perbedaan tersebut bukan karena umat Islam di negara lain tidak terbagi ke dalam berbagai kelompok. Hal ini disebabkan kelompok-kelompok Islam di sana selalu taat dengan keputusan yang telah ditetapkan pemerintah.
"Jadi, di negara-negara Islam atau mayoritas Islam lain itu, kalau pemerintah sudah menetapkan (jatuhnya waktu Ramadhan dan Idul Fitri), selesai sudah. Tidak ada lagi pebedaan," Jelas Ma'ruf.
Ma'ruf berpendapat, perbedaan yang kerap terjadi di Indonesia, salah satu faktor utamanya adalah karena demokrasi yang sering disalahartikan oleh berbagai pihak. Dengan dalil demokrasi, menurutnya, banyak kalangan yang bertindak semaunya, termasuk dalam menetapkan jatuhnya Ramadhan dan Lebaran."Kalau di Indonesia susah mau diatur seperti itu. Ada yang bawa-bawa dalil reformasi, kebebasan, hak asasi. Jadinya di sini boleh berbeda," tutur Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.