"Habis Lebaran, habis Lebaran, insya Allah, sudah kami selesaikan semuanya. Sabar, ya," ujar Hadi seusai sumpah jabatan Anggota BPK Agus Joko Pramono, di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Menurutnya, proses audit Hambalang ini berjalan cukup lama karena butuh pengembangan di berbagai aspek. Hadi mengatakan, BPK harus berhati-hati dan melakukan secara perlahan agar diperoleh hasil yang akurat.
"Ini butuh pengembangan lebih lanjut. Kami harus hati-hati dan pelan-pelan, jadi nanti hasilnya bisa maksimal," tambah Hadi.
Meski berjalan lama, Hadi menolak isu mengenai adanya intervensi dari pihak lain terhadap jalannya proses audit ini. "Tidak, tidak ada itu intervensi dari pihak-pihak mana pun. Semuanya murni pengembangan di internal BPK," jelasnya.
Hasil audit tahap II ini ditunggu KPK untuk digunakan sebagai alat menghitung kerugian negara. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas meminta BPK segera menyelesaikan audit tersebut.
"Yang disampaikan Bapak Hadi Purnomo (Ketua BPK) akan bikin kejutan, sekarang enggak usah kejut-mengejut. Kalau sudah ada (hasil audit), mohon beliau tugasnya telepon ke sini (KPK). Kami tugaskan petugas kami lari ke sana ambil itu (hasil audit)," ujar Busyro di Gedung KPK RI, Rabu (31/7/2013).
Sebelumnya, BPK telah menyerahkan audit Hambalang tahap I kepada DPR dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam audit sampai 30 Oktober 2012, BPK menemukan adanya indikasi kerugian negara mencapai Rp 243 ,66 miliar.
Hasil audit BPK salah satunya menemukan adanya pemalsuan surat pelepasan hak atas tanah atas nama Probosutejo, adik mantan Presiden Soeharto. Surat itu dipalsukan oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.