“Kalau selesai jadi polisi kan bisa jadi sopir busway. Lumayan dapat Rp 2 juta,” kelakar Nanan saat ditemui di Mabes Polri, Jumat (26/7/2013).
Namun, Nanan mengatakan, jika keinginan itu tidak dapat terwujud, Nanan mengaku ingin menjadi seorang wartawan. “Kalau boleh juga seperti teman-teman wartawan," candanya.
Sebelumnya, Nanan pernah mengungkapkan keinginannya untuk menjadi calon presiden 2014 jika ia telah pensiun. "Mau nyapres (mencalonkan diri jadi presiden). Masak polisi enggak boleh nyapres? Boleh, kan? Asal didukung," kata Nanan.
Namun, jika keinginannya itu gagal, ia ingin beralih menjadi tukang parkir. Setelah pensiun, ia ingin bermanfaat bagi masyarakat. Menjadi tukang parkir, menurutnya, merupakan profesi yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kalau capres enggak diterima, jadi tukang parkir Rp 4 juta, kan lumayan. Ahok kan mau bayar juru parkir Rp 4 juta, kan lumayan," kata Nanan, Rabu (10/7/2013) lalu.
Nanan lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1978 dengan menyandang predikat siswa terbaik saat itu. Selain itu, ia pun pernah mengenyam pendidikan FBI di South West, Virginia, Amerika Serikat.
Sebelum menjadi Wakapolri, sejumlah jabatan strategis pernah diembannya, seperti Kabag Reserse Polwil Bojonegoro Jatim (1990-1992), Kapolda Kalimantan Barat (2004), Kapolda Sumatera Utara (2008-2009), Koorsahli Polri (2009), Kadiv Humas Polri (2009-2010), dan Irwasum Polri (2010-2011).
Pria kelahiran Purwakarta tahun 1955 ini pun pernah membuat sejumlah gebrakan, seperti ketika dia menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Barat. Saat itu Nanan menginstruksikan semua bawahannya untuk mengenakan pin antikorupsi bertulisan "Saya Polisi Antikorupsi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.