Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud yang Meminta PKB Tunda Deklarasi Capres

Kompas.com - 26/07/2013, 16:42 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyatakan akan mendeklarasikan pasangan calon presiden dan wakil presidennya dalam Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) yang digelar pasca-Pemilu Legislatif 2014. Menurut Mahfud, keputusan PKB itu memenuhi permintaannya.

Menurut Mahfud, hal itu diajukannya untuk memperbanyak nama bakal capres dan cawapres yang dimiliki PKB serta untuk memperbanyak referensi sehingga ikut terdongkrak popularitasnya.

"Belum secara resmi ditetapkan oleh PKB karena saya minta jangan ditetapkan dulu. Saya minta semua yang berpotensi diumumkan dulu biar PKB-nya jadi besar," kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam diskusi politik yang digelar oleh Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Cikini, Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menegaskan, nantinya hanya figur yang berpotensi mampu mendulang suara yang akan dideklarasikan oleh PKB. Penentuannya akan dilakukan merujuk penelitian yang dilakukan di internal PKB.

"Biar tahu yang paling besar menyumbang suara. PKB harus menilai, calon itu siapa yang paling banyak memberi kontribusi suara, bukan yang paling banyak mengumpulkan massa kampanye," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKB Marwan Ja'far menyampaikan, pihaknya baru akan mendeklarasikan capres dan cawapresnya seusai digelarnya Pemilu Legislatif 2014. Ia mengatakan, PKB akan menentukan capres dan cawapresnya berdasarkan tingkat elektabilitas, dan bukan hanya berdasarkan popularitas. 

Terkait nama capres PKB yang muncul dan marak diberitakan saat ini, Marwan mengatakan, semuanya hanya sebatas wacana bakal calon presiden, termasuk di antaranya Rhoma Irama yang belum tentu diusung PKB menjadi capres.

Menurut Marwan, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, selain Rhoma Irama, Mahfud MD juga sudah mendaftarkan diri sebagai capres dari PKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com