Ia mengungkapkan, bom yang meledak di Mapolsek Rajapolah berdaya ledak rendah (low explosive). Berbeda dengan dinamit yang termasuk ke dalam bahan peledak berdaya ledak tinggi (high explosive).
“Kalau yang kemarin di Rajapolah termasuk low explosive bom. Sehingga tidak ada kaitannya dengan dinamit yang hilang,” kata Agus, kepada Kompas.com, Minggu (21/7/2013).
Agus mengatakan, berdasarkan olah tempat kejadian perkara, Unit Penjinak Bom Gegana Satuan Brimob Polda Jawa Barat menemukan bahwa bom itu menggunakan panci berdiameter 25 sentimeter dengan tinggi 15 sentimeter. Di dalam bom tersebut terdapat sejumlah benda seperti gotri, paku payung, dan serbuk kuning. Selain itu, ditemukan juga sejumlah kabel dan sebuah telepon genggam yang diduga dipakai sebagai alat pemicu bom.
“Kira-kira 30 meter dari lokasi bom meledak ditemukan tutup panci dari bom itu. Diduga tutup itu terpental saat bom meledak,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 250 batang dinamit seberat 50 kilogram hilang. Dinamit itu hilang pada saat perjalanan dari Suabang menuju Bogor, tepatnya dari pabrik pembuatannya, PT Multi Nitrotama Kimia Subang ke PT Batu Sarana Persada. Sampai saat ini polisi masih belum dapat mengungkap pelaku pencuri dinamit itu, serta keberadaan dinamit itu juga masih misterius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.